Menurut tesis tahun 2012 dengan judul "The Business Accelerator: Just a Different Name for a Business Incubator?" disebutkan bahwa akselerator bisnis belum memiliki definisi yang jelas dari sudut pandang jurnal ilmiah. Masih berdasarkan hasil penelitian tesis tersebut, akselerator bisnis memiliki kemiripan dengan inkubator bisnis, namun ditemukan tiga perbedaan utama yang menjadi ciri khas akselerator bisnis. Di antaranya ukuran dan kualitas dari jaringan mentoring, tekanan dan disiplin, memfasilitasi pendanaan ke modal di masa depan.
Sementara itu, Fenrnando Sepulveda, Pemimpin Impulsa Business Accelerator, dalam tulisannya yang berjudul "The Difference Between a Business Accelerator and a Business Incubator?" menjelaskan secara sederhana bahwa inkubator bisnis ibarat orangtua yang menyiapkan seorang anak menjalani masa kanak-kanaknya menuju masa remaja. Sedangkan akselerator bisnis ibarat menyiapkan anak remajanya menuju masa dewasa.
Menurut Fernando, salah satu tantangan yang dihadapi sebagian besar perusahaan yang beroperasi di ambang antara masa kanak-kanak dan remaja adalah cepat atau lambat mereka terjebak di operasional harian, dan lebih sering gagal untuk menerjemahkan perencanaan strategis jangka panjang dalam pengembangan bisnis. Selama fase ini, perusahaan dapat kehilangan porsi nilainya yang unik (identitas). Pada saat inilah kebanyakan program inkubator bisnis selesai, padahal perusahaan sedang membutuhkan bantuan tahap lanjut agar menjadi lebih kuat dan siap menjadi dewasa. Di sinilah kemudian akselerator bisnis berperan.
Baca Juga: Mengenal Inkubator dan Akselerator Startup yang Ada di Indonesia
Di era maraknya pertumbuhan startup digital seperti saat ini, kehadiran akselerator ialah sebagai organisasi yang menawarkan berbagai layanan dukungan dan peluang pendanaan untuk startup. Mereka cenderung bekerja dengan mendaftarkan startup dalam program berbulan-bulan yang menawarkan bimbingan, ruang kantor, dan sumber daya rantai suplai. Lebih penting lagi, program akselerator bisnis menawarkan akses ke modal dan investasi sebagai imbalan atas ekuitas startup. Startup pada dasarnya 'lulus' dari program akselerator mereka setelah tiga atau empat bulan, yang berarti proyek pengembangan sangat sensitif terhadap waktu dan sangat intensif.
Karena akselerator dengan ketat mengawasi bisnis yang berpartisipasi, investor tidak perlu lagiĀ menyia-nyiakan banyak waktu memilah-milah pakaian agar dapat melacak dan mengevaluasi startup baru yang fantastis. Sebaliknya, investor hanya dapat berinvestasi di akselerator yang mengambil saham di startup itu sendiri.
Baca Juga: Apa Itu Inkubator Bisnis?
Di sisi lain, akselerator adalah sumber daya harta karun bagi pemilik bisnis pemula. Mengingat bahwa organisasi-organisasi ini dijalankan oleh para ahli yang mencari nafkah dari membantu bisnis baru untuk mengatasi rintangan dasar, tidak ada cara yang lebih baik untuk menjamin keberhasilan kewirausahaan daripada ruang bersama dengan para ahli tersebut. Pemilik startup juga akan mendapat manfaat dari berbaur dengan rekan bisnis dan menghasilkan persaingan yang ramah untuk meningkatkan kualitas bisnis mereka.
Mike Bott, General Manager Brandery mengatakan bahwa tujuan akselerator adalah membantu startup mempersingkat waktu membangun bisnis yang biasanya butuh waktu hingga dua tahun menjadi hanya beberapa bulan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: