Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

KPPU Harus Segera Jelaskan Dugaan Kartel Garuda-Lion

KPPU Harus Segera Jelaskan Dugaan Kartel Garuda-Lion Pesawat tengah melintasi cuaca berawan berawan tebal | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) didesak untuk segera memeriksa dugaan kartel harga tiket pesawat yang dilakukan oleh dua grup maskapai, yakni Garuda Group dan Lion Group. Hal itu karena indikasi kartel di industri penerbangan sudah sangat jelas.

Mantan Ketua KPPU, Nawir Messi, mengatakan ada tiga hal yang mendasari dugaan kartel di industri penerbangan, yakni harga pesawat rute domestik lebih mahal dari rute internasional, harga tiket yang tidak selaras dengan penurunan harga avtur, serta pernyataan INACA yang menyepakati penurunan harga tiket.

Nawir Messi menjelaskan harga tiket pesawat rute domestik bisa mencapai dua kali lipat dibandingkan dengan rute internasional dengan jarak dan lama terbang yang sama. Hal ini tentu akan menghambat lalu lintas manusia melalui jasa transportasi udara serta mengganggu roda perekonomian.

"Saya pernah membuka jasa penjualan tiket pesawat di internet. Pertama rute luar negeri. Kedua rute domestik. Ternyata benar harga tiket pesawat rute domestik jauh lebih mahal. Padahal, dari sisi jarak dan lama terbang tidak jauh berbeda," katanya kepada Warta Ekonomi di Jakarta, Senin (25/3/2019).

Baca Juga: Harga Tiket Pesawat Mahal, Salah Siapa?

Nawir mengatakan dirinya tidak setuju dengan argumen Inaca yang mengatakan rute internasional bisa murah karena tidak membayar pajak. Ia menjelaskan bahwa dalam konteks Asean Open Sky maka seharusnya perbedaan hanya berkisar 10-15%. Adapun, berdasarkan pengamatan yang dilakukan perbedaan kedua rute tersebut mencapai 75-80%.

"Apakah itu sekedar faktor inefisiensi pengelolaan atau karena pengaturan yang mengindikasikan kartel?" ujarnya.

Ia juga membantah jika harga avtur menjadi faktor kenaikan harga tiket pesawat. Ia memastikan harga tiket terus merangkak naik walaupun harga avtur turun. Yang lebih mengherankan, kenaikan harga tiket pesawat dilakukan secara bersamaan oleh semua maskapai.

"Argumen bahwa ini tidak dikoordinasikan menjadi sangat tidak masuk akal ketika harga tidak pernah beranjak turun meskipun masa-masa puncak (peak season) sudah lewat. Yang lebih mengesankan lagi ketika Inaca bersama-sama dengan pemerintah mengimbau penurunan harga tiket 20-40%, maskapai langsung melakukannya tanpa merasa terancam kerugian. Ini artinya kenaikan harga tiket berawal dari tidak hadirnya persaingan yang memadai di pasar," tegasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: