Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Adi Prayitno, mengatakan secara ideologi Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama memerintah dianggap sebagai pemimpin yang berani mengambil sikap tegas terhadap kelompok maupun ormas yang berseberangan dengan Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Artinya Jokowi mengambil risiko berhadap-hadapan dengan kelompok-kelompok yang selama ini tidak mengakui Pancasila dan demokrasi sebagai sistem politik kita," ujarnya di Jakarta, Rabu (27/3/2019).
Baca Juga: Yang Tak Setuju Kartu Sakti Jokowi Bakal Diberi Sepeda, Siapa Mau?
Ia menambahkan, membubarkan Ormas yang dianggap bertentangan Pancasila bukan persoalan mudah. Selain menghadapi kelompok-kelompok radikal yang kecewa, Jokowi juga berani mengambil kebijakan yang tidak populer seperti saat "menghukum" Hizbut Tahrir Indonesia. Dalam hal ini, Jokowi tampak siap dimusuhi dan tidak disukai.
"Jokowi tidak kompromi dengan kelompok-kelompok masyarakat yang tidak mengakui Pancasila. Jadi tidak ada tempat bagi siapa pun di negara ini yang tidak mengakui Pancasila sebagai dasar negara. Dan itu yang dilakukan Jokowi," jelasnya.
Baca Juga: Prabowo-Sandi Kalah Survei, Jawaban Fadli Bikin 'Nyesek'
Latar belakang Jokowi yang dianggap mewakili pemimpin sipil terlampau berani mengambil risiko berhadap-hadapan dengan kelompok radikal. Hal ini berbanding terbalik dengan pemimpin militer yang dinilai cenderung "mencari aman" dalam menindak kelompok yang merongrong kewibawaan Pancasila.
Menurut Adi, sebagai gambaran, kelompok HTI besar di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), namun saat itu tak diambil tindakan tegas. SBY dianggapnya tidak memilih jalan konfrontatif.
"Tapi kelompok ini pintar juga menyembunyikan agenda politiknya. Mereka tidak kenfrontasi terhadap negara tapi pada saat bersamaan mereka semakin konsolidatif. Mereka melebarkan sayap politiknya di mana-mana," terangnya.
Baca Juga: Meski Kalah Survei, Kubu Prabowo Tetap 'PeDe'
Ditambahkan Adi, Jokowi unggul dalam konteks ideologi karena tidak ada ampun bagi idiologi yang bertentangan dengan Pancasila. Di bidang keamanan, Jokowi juga unggul. Sebab situasi keamananan selama lima tahun terakhir cukup terkendali.
"Terorisme nyaris tidak ada. Ada satu dua cepat dilokalisir dan diredam, tidak merembet kemana-mana. Pertahanan negara juga tidak ada ancaman yang nyata," tutupnya.
Partner Sindikasi Konten: Sindonews
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim
Tag Terkait: