Kejar Target Ekspor US$15 miliar, Industri TPT Diminta Segera Terapkan Teknologi 4.0
Industri tekstik dan produk tekstil (TPT) rupanya menjadi salah satu sektor andalah industri nasional. Sektor ini masuk dalam kategori industri strategis nasional dan prioritas nasional sesuai dengan rencana Induk Pembnagunan Industri Nasional (RIPIN).
Dalam 2 tahun terakhir, sektor TPT terus membaik di pasar domestik maupun global. Laju pertumbuhan industri sampai dengan triwulan IV 2018 naik sebesar 8,73%, serta peningkatan ekspor sebesar 5,55%. Pada tahun 2018 juga menghasilkan devisa dengan nilai ekspor mencapai US$13,22 miliar, dan menyerap tenaga kerja sebanyak 3,58 juta orang.
Demikian diungkapkan oleh Muhdori, Direktur Industri Tekstil Kulit dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian, saat membuka pameran industri TPT terintegrasi antara Interex-Inatex-Indo Dychem-Indo Texprint 2019 di Jakarta International Expo, Kemayoran Kamis (28/3/2019). Konsumsi TPT juga diyakini akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perubahan gaya hidup.
“Menanfaatkan peluang ini, pelaku usaha TPT nasional harus bekerja keras untuk meningkatkan produktivitas, kualitas dan efisiensi melalui penerapan teknologi industri 4.0 dan peningkatan SDM yang kompetitif,” ujar Muhdori di Jakarta, Kamis (28/3/2019).
Baca Juga: Ciptakan Value Creation Rp49,9 Triliun, APQ 2019 Sambut Era Industri 4.0
Muhdori menambahkan, untuk mendukung industri TPT, saat ini Kementerian Perindustrian sedang melakukan assessment terhadap industri-industri yang telah menerapkan teknologi industri 4.0. Rencananya Kemenperin akan memberikan penghargaan INDI 4.0 Award kepada industri-industri tersebut dalam acara Indonesia Industrial Summit 2019. Penghargaan akan diserahkan langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo.
Karena itu pelaku usaha diminta untuk melanjutkan upaya restrukturisasi mesin dan peralatan industri TPT secara lebih masif dan melakukan akselerasi dengan program yang lebih efektif dan teintegrasi.
Menurut Muhdori, penyelenggaraan Pameran industri TPT terintegrasi itu menjadi salah satu langkah yang tepat sebagai sarana benchmarking teknologi terbaru, khususnya pada sektor TPT dalam rangka implementasi industri 4.0. Akselerasi penerapan teknologi dimaksud diharapkan dapat berjalan lebih cepat.
“Dengan demikian (pameran ini) dapat menunjang target ekspor US$15 miliar pada 2019 ini,” jelas Muhdori.
Sementara, Paul Kingsen, Direktur Peraga Expo, selaku ketua penyelenggara pameran mengatakan, pameran kali ini diikuti oleh 500 perusahaan peserta yang berasal dari 20 negara diantaranya China, Jepang, Korea, Taiwan, India, Singapura, Vietnam, Hongkong, Jerman, Italia, Turki dan tentunya Indonesia. Pada penyelenggaraan pameran tahun 2017, tercatat transaksi bisnis diantara peserta pameran mencapai angka US$75,000,000 dan pada tahun 2018 mencapai US$120,000,000.
"Pada pelaksanaan yang ke-17 tahun ini, Peraga Expo menargetkan peningkatan transaksi mencapai US$150 juta dengan pengunjung sebanyak 15.000 orang pengusaha dan professional," ungkap Paul Kingsen.
Selain pameran, digelar pula berbagaiacara Seminar mengangkat topik-topik kekinian yang menarik mengenai sustainable industry, nonwoven 3.0 versus 4.0 serta creative industry 4.0 diselenggarakan oleh Asosiasi Pertekstilan Indonesia-API, Asosiasi Nonwoven Indonesia-INWA dan Komunitas Printing Indonesia-KOPI Grafika. Ada pula seminar industri rintisan membahas mengenai How to Start & Scale Your Own Clothing Line dan Import material and Export garment in Fashion Industry di Indonesia oleh kelompok importir.org.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: