Bursa Efek Indoensia (BEI) telah memberlakukan suspensi atau penghentian sementara atas perdagangan saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) selama sepekan terakhir ini. Atas hal itu, BRMS tak tinggal diam dalam mengupayakan dicabutnya suspensi tersebut.
Director & Investor Relation BRMS, Herwin W. Hidayat, mengungkapkan pada 02/04/2019 lalu, dua manajemen BRMS bertandang ke BEI guna memberi penjelasan bahwa sepanjang tahun 2018 lalu, BRMS telah membukukan pendapatan sebesar US$1 juta dan telah dicatatkan pada laporan keuangan kuartal I tahun 2019 ini.
Baca Juga: Saham Kena Suspensi, Dua Manajemen BMRS Temui BEI, Mau Apa Ya?
"Selanjutnya, BRMS juga telah membukukan pendapatan pada kuartal I tahun 2019, yang mana akan terlihat dalam laporan keuangannya nanti," jelas Herwin di Jakarta, Selasa (09/04/2019).
Setelah pertemuan itu, tepatnya pada 04/04/2019, pihak BRMS mengaku telah menghubungi BEI kembali guna memperoleh informasi terkini tentang suspensi perdagangan saham BRMS. Sehari setelahnya, BRMS menerima daftar pertanyaan dari BEI perihal pencatatan pendapatan BRMS, baik di kuartal IV tahun 2018 maupun di kuartal I tahun 2019.
Selain itu, BEI juga mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan rencana produksi dari masing-masing proyek tambang BRMS di Palu, Dairi, dan Gorontalo.
"BRMS akan terus mengusahakan yang terbaik untuk menjawab setiap pertanyaan BEI dan memberikan tambahan informasi dan penjelasan agar penghentian sementara atas perdagangan sahamnya dapat segera dicabut," tambah Herwin.
Baca Juga: Dapur Tak Ngebul, Saham BRMS Dapat Lampu Merah
Dalam keterbukaan informasi tertanggal 08/04/2019, BRMS menyebut bahwa fundamental perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan tersebut dalam keadaan baik, di mana BRMS mempunyai likuiditas yang baik sebagaimana terlihat dari rasio pinjaman terhadap modal yang dimiliki saaat ini.
Bukan hanya itu, BRMS juga memastikan baha produksi emas dari proyek tambang di Palu akan dimulai pada kuartal ke IV tahun 2019 ini.
"Kemitraan kami dengan NFC China juga akan berdampak positif terhadap proyek tambang seng dan timah hitam di Dairi yang akan memulai produksinya pada tahun 2021," sambungnya.
Baca Juga: 51% Saham DPM Terjual, BRMS dan NFC China Targetkan Belanja Modal US$350 Juta
Sementara itu, untuk produksi tembaga di proyek tambang Gorontalo akan dimulai pada 2021, lebih awal dari rencana awal pada tahun 2022.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih