Begitu banyak strategi yang dapat diterapkan oleh investor dalam berinvestasi saham, salah satunya adalah strategi investasi pertumbuhan atau growth investing. Secara sederhana, growth investing adalah strategi berinvestasi saham, di mana pertumbuhan dari emiten atau perusahaan menjadi fokus utamanya.
Jika dalam value investing para investor berstrategi dengan mencari saham suatu perusahaan yang mempunyai nilai atau valuasi lebih rendah daripada nilai wajarnya, dalam growth investing para investor akan berstrategi dengan mencari saham di perusahaan dengan potensi pertumbuhan yang tinggi, tidak peduli harga saham tersebut rendah atau tinggi.
Baca Juga: Apa Itu Value Investing?
Seorang investor yang menerapkan strategi growth investing mempunyai prinsip sederhana, yaitu jauh lebih baik membeli saham perusahaan yang luar biasa dengan harga yang wajar daripada saham perusahaan yang wajar atau biasa saja dengan harga yang luar biasa.
Inti dari prinsip tersebut hanya satu, perusahaan tersebut memiliki potensi untuk terus berkembang. Dengan terus berkembang seperti itu, kesempatan investor untuk mendapat pengembalian yang mengesankan bukan menjadi angan semata.
Buy High, Sell Higher
Slogan yang berbunyi, “buy high, sell higher,” amat popular di kalangan investor yang menerapkan strategi growth investing. Mereka percaya bahwa tidak masalah jika harus membeli saham dengan harga yang tinggi, sebab di kemudian waktu mereka dapat menjualnya dengan harga yang lebih tinggi lagi.
Sekilas slogan tersebut terdengar amat positif. Namun, sesungguhnya ada risiko besar yang mengancam dalam penerapan strategi growth investing. Bukan sebuah kemustahilan bahwa harga saham yang sudah terlalu tinggi akan mudah sekali berbalik arah alias jatuh saat diterpa oleh sentimen negatif.
Baca Juga: Apa Itu Income Investing?
Oleh karena itu, hanya orang-orang dengan ketekunan tinggilah yang dapat sukses menerapkan strategi ini. Ya, jika Anda adalah tipe investor yang senang bermain aman, jangan coba-coba berinvestasi dengan growth investing. Sebab, dalam strategi ini, investor harus siap sedia melihat perkembangan atau grafik pergerakan saham setiap waktu.
Bagaimanapun, grafik pergerakan saham amatlah fluktuatif dan segala keputusan untuk membeli saham atau menjual saham tidak dapat dilepaskan dari kecermatan investor dalam membaca grafik tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih