Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tim Prabowo Temukan 9 Ribu Kesalahan di Input Data KPU

Tim Prabowo Temukan 9 Ribu Kesalahan di Input Data KPU Seorang peyandang disabilitas bersama pedampingnya berada di Tempat Pemungutan Suara (TPS) saat sosialisasi dan pendidikan pemilihan umum 2019 untuk kelompok tuna netra di Padang, Sumatera Barat, Kamis (4/4/2019). Kegiatan yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Barat, bertujuan untuk memberikan informasi kepada pemilih penyandang disabilitas dalam menggunakan hak suaranya pada pemilu 17 April 2019. | Kredit Foto: Antara/Muhammad Arif Pribadi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menemukan setidaknya 9.440 kesalahan input di aplikasi Sistem Penghitungan Suara (Situng) Komisi Pemilihan Umum (KPU). Adapun temuan itu diperoleh dari hasil verifikasi manual di Web Situng KPU dalam tiga terakhir sejak 27 hingga 29 April 2019.

Koordinator Relawan IT BPN Prabowo-Sandi, Mustofa Nahrawardaya, menjelaskan timnya telah meneliti 172.174 dari 404.290 tempat pemungutan suara (TPS) yang sudah masuk ke Web Situng KPU atau sebanyak 42%. Dari total data TPS yang sudah diverifikasi ditemukan error sebanyak 6%.

Baca Juga: Sudah Menangkan Pilpres, Said Iqbal Minta Prabowo Pidato Saat May Day

"Dalam setiap hari kami menemukan lebih dari 1.000 kesalahan entry. Kesalahan itu meliputi selisih suara, jumlah pemilih melebihi DPT, dan jumlah suara sah tidak cocok dengan total suara," ujarnya di Jakarta, Senin (29/4/2019).

Ia menambahkan, temuan kesalahan itu konsisten dalam tiga hari terakhir dan tidak ada perbaikan. Adapun kesalahan terbesar berasal dari provinsi Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim). Di Jabar ditemukan kesalahan di 764 TPS (8%), Jateng 706 TPS (7,4%), dan Jatim sebanyak 385 (4%). Jika dijumlah, total kesalahannya mencapai 19,4 persen.

"Kami juga menemukan indikasi ada pola input dari daerah tertentu tinggi yang menguntungkan Paslon 01, dan merugikan Paslon 02. Polanya sangat baku dan konsisten. Ada yang sangat cepat, tapi ada yang sangat lambat," jelasnya.

"Angkanya sangat mirip dan konsisten dengan hasil quick count yang dipublikasikan oleh lembaga survei. Kebetulan ini sangat tidak masuk akal," sambungnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: