Batik sebagai produk fesyen asal Indonesia terus dikembangkan. Selain bisa melestarikan warisan leluhur bangsa Indonesia, berkembangnya kerajinan batik diharapkan bisa memberikan kesejahteraan bagi para pengrajinnya.
Guna mendukung itu, Yayasan Batik Indonesia berencana menggelar perhelatan Gelar Batik Nusantara (GBN) 2019. Menurutnya, saat ini batik sebagai warisan luhur tidak lagi berkonotasi kuno. Sebaliknya batik mencitrakan kebebasan, kedinamisan, serta keceriaan yang sesuai dengan gaya hidup masa sekarang.
Ketua Yayasan Batik Indonesia Yultin Ginanjar Kartasasmita menjelaskan, pada kesempatan tahun ini, batik dari Sumatera akan ditonjolkan. Sejarahnya, pada 1875 lalu penduduk dari Denmark dan Solo bermigrasi ke Jambi lantaran perjanjian Gyanti mengakibatkan pecahnya Mataram dan Jogjakarta.
“Pebatik mulai tersisihkan dengan adanya batik printing, sangat berbeda dengan yang kita lestarikan selama ini, betul-betul handmade. Kita harus bantu pengrajin agar ikut sejahtera, jangan sampai terkalahkan dengan tektil yang bermotif batik,” katanya, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Tahun Ini Bidik Milenial, Gelar Batik Nusantara Gandeng Sejumlah Komunitas Muda
Menurutnya, batik kini menjadi fesyen bagi banyak orang, dan seiring dengan perubahan zaman, perlu ada pelestarian dan penyesuaian bagi industrinya untuk tetap bersaing secara global sehingga para pengrajin batik harus semakin kreatif dan inovatif dalam menghasilkan mahakarya dengan kekayaan motif yang relevan dan kekinian, namun tidak kehilangan nilai-nilai budaya dan tradisional yang terkandung di dalamnya.
Sebagai informasi, batik merupakan kerajinan asli masyarakat Pulau Jawa. Namun dalam perkembangannya, batik telah merambah ke berbagai wilayah di Indonesia termasuk Pulau Sumatera. Batik Sumatera memiliki corak dan motif dengan ciri khas yang mewakili budaya daerahnya.
Baca Juga: Ekspor Produk Tenun dan Batik Ditargetkan Naik 10%
Melalui pameran GBN 2019, kata dia, ragam batik dari Sumatera akan menjadi sorotan utama sehingga dapat diperkenalkan kepada masyarakat luas untuk memperkaya khasanah batik nusantara yang memiliki sejarah panjang, mulai awal diciptakan hingga proses penyebarannya di seluruh pelosok negeri.
Dalam membidik generasi milenial, GBN 2019 bekerjasama dengan berbagai komunitas muda, sekolah desain busana, serta putra-putri batik nusantara untuk mempersiapkan berbagai program menarik seperti fashion show, talkshow, dialog batik, workshop membatik, creative corner hingga pertunjukan musik tradisional selama pameran berlangsung.
GBN 2019 akan diselenggarakan pada 8-12 Mei 2019 di Main Lobby dan Assembly Hall, Jakarta Convention Center. Pameran dibuka mulai pukul 10.00-2100 WIB dengan HTM Rp20.000. Khusus untuk 9 Mei 2019, pameran ini akan dibebaskan dari tiket masuk. GBN telah dilaksanakan sejak 1996 oleh Yayasan Batik Indonesia setiap dua tahun sekali. Tahun ini merupakan kali ke-11 GBN terselenggara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: