Resmi Tutup, OJK Minta Rabobank Layani Pemindahan Rekening Nasabah
PT Bank Rabobank International Indonesia atau Rabobank Indonesia mengumumkan untuk menghentikan kegiatan operasionalnya di Indonesia. Bank yang mulai beroperasi sejak 1990 ini akan menutup kegiatan operasionalnya secara bertahap mulai April 2019 kemarin. Rabobank Indonesia adalah anak perusahaan Rabobank Group yang berpusat di Utrecht, Belanda.
Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, pihaknya menghargai keputusan yang diambil dari korporasi tersebut.
"Kita hargai kalau memang ternyata mempunyai alasan-alasan yang menurut bisnis yang pasti dia alasan bisnis ini lebih menguntungkan mereka kalau tidak beroperasi lagi di indonesia kita hargai keputusan itu," ujar Wimboh di Jakarta, Kamis (2/5/2019).
Baca Juga: Simpel Day, Cara OJK Genjot Inklusi Keuangan
Namun, Wimboh berpesan agar Rabobank Indonesia tetap concern pada kepentingan nasabahnya. Dia minta jangan sampai nasabah terganggu atas keputusan penutupan ini.
"Nah kita yakini jamin tidak akan terganggu kita tekhnicalitynya akan kita minta beberapa hal kepada Rabobank untuk bisa menjamin comtinuitas nasabah ini untuk tetap melakukan jasa perbankan," paparnya.
Misalnya, lanjut Wimboh, Rabobank bisa memberikan opsi kepada nasabahnya untuk melakukan pemindahan rekening kepada bank lain.
Baca Juga: Hadapi Tantangan Global, ASEAN+3 Dorong Konsumsi dan Perdagangan Kawasan
"Tinggal bagaimana kerjasamanya Rabobank dengan bank lain, bank mana yang bisa melakukan itu ya ini belum sampai ke situ. Ini hanya beberapa opsi yang harus disiapkan kita belum tahu detail apa kewajiban yang lain. Banyak hal teknis yang harus lebih detail antara Rabobank.
Sekadar informasi, kinerja Rabobank Indonesia terus melorot dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, Rabobank Indonesia mengalami rugi bersih Rp132,12 miliar pada kuartal III 2018. Sementara pada kuartal III 2017, perseroan sempat untung Rp10,26 miliar.
Jumlah karyawan juga terus berkurang, dari 2009 sebanyak 1.708 orang, pada 2017 tersisa menjadi 722 orang. Aset pada September 2018 itu mencapai Rp 12,59 triliun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Kumairoh