Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peneliti: Gempa Potensi Tsunami Intai Mentawai, BMKG Tak Mengelak

Peneliti: Gempa Potensi Tsunami Intai Mentawai, BMKG Tak Mengelak Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mengukur besaran gempa tremor pada seismograf, di Pos Pengamatan Gunung Api Agung, Desa Rendang, Karangasem, Bali, Rabu (22/11). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mencatat adanya gempa tremor yang terus berlangsung pascaletusan freatik pada Selasa (21/11) pukul 17.05 Wita. | Kredit Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Warta Ekonomi, Jakarta -

Peneliti dari Jepang berkata bahwa wilayah sekitaran Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat sedang diintai gempa dengan magnitude 8,9 yang akan berakibat tsunami. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono tak mengelak, namun ia imbau masyarakat agar tak terlalu cemas.

Rahmat menuturkan, hasil dari penelitian itu sebaiknya disikapi secara bijak agar selalu siap menghadapi bencana tersebut. Sebab, meski tak ada seorang pun yang melakukan riset gempa bumi hampir bisa dipastikan akan terjadi, tapi waktu dan besaran magnitudonya tidak ada yang bisa memprediksi.

"Jadi enggak perlu dibikin polemik, tapi untuk kesiagsiagaan dan kesadaran bahwa ancaman bencana itu nyata," kata Rahmat, Minggu (5/5/2019).

Baca Juga: Gempa dan Tsunami Masih Hantui Warga Sulteng

Ia menjelaskan, alasan gempa bumi di sana hampir bisa dipastikan bakal terjadi karena kawasan itu merupakan tempat pertemuan lempeng tektonik, yaitu Indo-australia dan Eurasia.

"Kalau ada yang mengingatkan bahwa di sini nanti ada gempa karena ada pertemuan lempeng tektonik sehingga masyarakat waspada," ujarnya.

BMKG, lanjut dia, sudah memiliki sensor pendeteksi dini tsunami di sekitar perairan Sumatera Barat. Sehingga, bila terjadi gempa yang berpotensi tsunami pihaknya sudah bisa mengabarkan dalam waktu sekira 4 menit pasca gempa.

"Ya, kita sudah punya di Kepulauan Mentawai ada sensor kita juga. Jadi kalaupun ada gempa di Sumatera Barat kita sudah mampu dalam 3-4 menit sudah keluar warning tsunami," katanya.

Baca Juga: BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Masih Terjadi Hingga 2 Mei

Saat ini, kata dia, belum ada satu negara pun di dunia yang bisa memprediksi datangnya gempa di suatu daerah. Seluruh peneliti gempa hanya bisa membaca bahwa suatu wilayah rawan gempa karena memang, tapi tak mampu menentukan datangnya waktu fenomena alam tersebut.

"Namanya juga penelitian kan ketidakpastiannya juga tinggi. Siapa yang harus menjamin akan terjadi? Terlepas terjadi atau tidak kan lebih baik kita siap," kata Rahmat.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit mengatakan, Kabupaten Kepulauan Mentawai Sumatera Barat, diintai gempa dahsyat berkekuatan 8,9 skala richter (SR). Hal tersebut berdasarkan keterangan dari 5 profesor ahli gempa dari Jepang. Di mana ahli gempa tersebut telah meneliti di daerah Mentawai.

Saat ini, terang Nasrul, gempa maha dahyat tersebut masih mengendap di 20 mil Kepulauan Mentawai. Tepatnya, di Samudera Hindia di wilayah tersebut. Jika gempa maha dahsyat itu terjadi, prediksi Nasrul, akan menyebabkan gelombang tsunami setinggi 12 meter.

Gelombang tsunami itu, sampai Nasrul, akan menyapu kawasan yang ada di pesisir barat Sumatera. Termasuk, Kabupaten Mukomuko dan Kabupaten Bengkulu Utara provinsi Bengkulu. Di mana jika gelombang tsunami terjadi kecepatannya diperkirakan mencapai 827 kilometer (km).

Baca Juga: Geger Bakal Gempa di Akhir Bulan, BMKG: Hoaks 100 Persen

"Lima ahli gempa dari Jepang ke Mentawai. Mereka memprediksi ada gempa yang masih mengendap. Kekuatannya 8,9 SR. Tapi, kalau gempa sering terjadi gempa besar itu tidak akan terjadi. Kita harus mempersiapkan diri," kata Nasrul, saat di posko bantuan dan penanganan bencana banjir dan longsor, badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) provinsi Bengkulu, kemarin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: