Startup SaaS yang berbasis di Indonesia, Advotics mengumumkan suntikan modal baru sebesar US$2,7 juta (sekitar Rp38,9 miliar) dalam putaran pendanaan awal yang dipimpin oleh East Ventures.
Advotics akan menggunakan suntikan itu untuk meningkatkan kapasitas teknologi dalam pengembangan produk. Perusahaan juga akan memperluas basis pengguna, meliputi usaha kecil dan menengah dan korporasi.
Melansir KrAsia (14/5/2019), startup SaaS itu memproduksi perangkat lunak untuk memperkenalkan proses pengambilan keputusan berbasis data untuk klien korporat. Startup itu juga mendigitalkan operasi penjualan dan distribusi untuk bisnis yang mengelola tugas-tugas tersebut secara manual.
Baca Juga: 10 Perusahaan SaaS yang Bersinar di 2018
Untuk menghasilkan metrik yang bisa dimanfaatkan dalam strategi penjualan, produktivitas, dan operasional, Advotics menggunakan platform cloud yang memproses data tentang operasi bisnis, termasuk distribusi dan pemasaran.
Tak hanya itu, perusahaan itu juga menawarkan manajemen inventaris melalui kode QR yang dicetak pada kemasan produk, serta sistem pelacakan geografis, pengiriman dan manajemen rute, platform perdagangan B2B, dan sebagainya. Perusahaan telah meningkatkan traffic ke toko kliennya hingga rata-rata 49%.
CEO Advotics, Boris Sanjaya merupakan insinyur industri yang sebelumnya bekerja untuk Boston Consulting Group. Sementara CTO-nya, Hendi Chandu adalah mantan pengembang perangkat lunak senior di Amazon. Tokoh lainnya, CPO Jeffry William Tani mengembangkan keahlian dalam penelitian dan pengembangan di Schlumberger.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: