Pencarian informasi melalui media internet terutama media sosial sering kali memberikan informasi yang salah. Ini terjadi akibat adanya saran otomatis yang diberikan oleh media sosial.
Untuk menghentikan kesalahan seperti itu, Twitter memperkenalkan alat pencarian baru yang untuk membantu pengguna menemukan sumber yang kredibel. Media sosial ini juga menghentikan pencarian yang menyarankan otomatis.
Upaya itu dilakukan ketika wabah campak di Amerika Serikat dan negara-negara lain terus memburuk. Sementara belakangan platform media sosial telah dikritik karena tidak berbuat lebih banyak untuk mencegah penyebaran informasi yang salah tentang vaksin.
Dalam sebuah blog, Vice President Twitter untuk kepercayaan dan keselamatan Del Harvey menulis, pentingnya vaksin dalam mencegah penyakit dan penyakit serta mengenali peran yang dimainkan twitter dalam menyebarkan informasi kesehatan masyarakat yang penting.
Baca Juga: Elon Musk Berkoar Lagi di Twitter, Sindir Misi Bezos ke Bulan
“Kami pikir penting untuk membantu orang menemukan informasi yang dapat dipercaya yang meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka,” tulis Harvey seperti dikutip techcrunch, Rabu (15/5/2019).
Harvey menjelaskan, ketika pengguna mencari kata kunci yang terkait dengan vaksin, mereka akan melihat permintaan yang mengarahkan mereka ke sumber daya dari mitra informasi Twitter. Di AS, mereka diarahkan ke vaccines.gov, situs web oleh Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan. Tweet yang disematkan dari salah satu mitra Twitter juga akan muncul.
Selain AS, alat informasi vaksin juga akan muncul di aplikasi iOS dan Android Twitter dan situs mobile-nya di Kanada, Inggris, Brasil, Korea, Jepang, Indonesia, Singapura, dan negara-negara Amerika Latin berbahasa Spanyol.
Baca Juga: CEO Twitter: Internet Akan Miliki Mata Uangnya Sendiri
Harvey juga menulis bahwa alat informasi vaksin Twitter mirip dengan yang diluncurkan untuk bunuh diri dan pencegahan mencelakai diri tahun lalu. Perusahaan berencana untuk meluncurkan fitur serupa untuk masalah kesehatan masyarakat lainnya dalam beberapa bulan mendatang, tambahnya.
Awal pekan ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengatakan kasus campak di AS telah meningkat menjadi 839. Kasus telah dilaporkan di 23 negara bagian tahun ini, dengan mayoritas atau hampir 700 di New York.
Langkah yang sama juga diambil oleh media sosial lain. Sebagai contoh, YouTube mengumumkan awal tahun ini bahwa mereka mendemonstrasikan semua video anti-vaksin, sementara Facebook mulai menurunkan konten anti-vaksin pada News Feed-nya dan menyembunyikannya di Instagram.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: