Nama tokoh militer, Moeldoko sudah sering sekali menjadi sorotan. Salah satunya saat ia dituding terlibat dalam dugaan fitnah Asia Sentinel terhadap mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Seperti diketahui, oleh media pemberitaan Hong Kong itu, SBY dikaitkan dengan skandal Bank Century yang hingga kini tak kunjung rampung.
Kali ini, Warta Ekonomi tak ingin membahas hal itu. Kita akan mengupas lebih dalam lagi sisi kehidupan dari Kepala Staf Kepresidenan tersebut.
Baca Juga: Kisah Sukardi, Pedagang Buah yang Menangguk Untung di Tengah Ricuh 22 Mei
Moeldoko bukan berasal dari keluarga berada. Ia lahir pada 8 Juni 1957 di Desa Pesing, Kecamatan Purwoasri, Kediri. Ia adalah anak bungsu dari 12 orang bersaudara yang lahir dari pasangan Moestaman dan Masfuah.
Ayahnya diketahui bekerja sebagai pedagang palawija. Namun, hasil dagangannya belum mampu mencukupi kebutuhan semua anggota keluarga. Sejak kecil, Moeldoko mau gak mau belajar hidup mandiri. Ia bekerja mengangkut batu dan pasir setelah pulang sekolah.
Moeldoko menjalani pendidikan dari SD hingga SMP di kampung halamannya, Kediri. Sementara pendidikan SMA ditempuhnya di Jombang, Jawa Timur.
Baca Juga: Kisah Si "Ratu Bebenah" Cetak Penghasilan Hingga Rp115 Miliar
Lulus SMA, ia memilih berkarier sebagai prajurit dengan mengambil pendidikan di Akademi Militer (Akmil) di Magelang, Jawa Tengah.
Selama menjalani pendidikan militer, ia merupakan sosok yang menonjol. Ia lulus tahun 1981 sebagai lulusan terbaik dan menerima penghargaan Bintang Adhi Makayasa.
Lulus dari Akmil, Moeldoko lantas bergabung dalam kesatuan Angkatan Darat (AD). Bisa dibilang kariernya sebagai tentara terbilang moncer. Ia menerima 12 penghargaan, mulai dari Bintang Dharma, Eka Paksi Pratama, Eka Paksi Nararya, hingga Satya Lencana Wira Dharma.
Selain karena prestasinya, penghargaan yang diraihnya tersebut karena keterlibatan dirinya di lapangan. Salah satunya adalah penugasan dirinya ke Timor Timur tahun 1984 dan menjadi anggota Kontingen Garuda (Konga) XI/A tahun 1995.
Tak berhenti di situ, ia juga dipromosikan buat menduduki jabatan strategis di TNI. Ia tercatat pernah mengemban 25 jabatan di kemiliteran.
Jabatan pertama yang diterimanya adalah Komandan Pleton (Danton) Yonif Linud 700/BS Kodam VII/Wirabuana tahun 1981. Mulai dari situ kariernya beranjak naik hingga menjadi Panglima TNI dari 2013 hingga 2015 pada masa pemerintahan Presiden SBY.
Baca Juga: Kisah Sukses Si Buruh Pabrik 3,6 Miliar Dolar AS
Singkat cerita, Moeldoko diangkat oleh Presiden Joko Widodo menjadi Kepala Staf Kepresidenan.
Sebenarnya, tanda-tanda bahwa dirinya merapat ke pemerintahan terlihat ketika ia menjadi perwakilan keluarga Presiden Jokowi buat menyampaikan sambutan dalam acara pernikahan Kahiyang Ayu-Bobby Nasution.
Selama menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan, ia bertugas membantu Presiden dan Wakil Presiden dalam melaksanakan program-program prioritas nasional, komunikasi politik, dan pengelolaan isu strategis.
Mengutip dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tahun 2017, Moeldoko memiliki total kekayaan sebesar Rp46.293.780.565. Dengan rincian sebagai berikut:
Tanah dan Bangunan
1. Tanah seluas 27.995 meter persegi di Bogor seharga Rp1,107,8 miliar
2. Tanah dan bangunan seluas 250 meter persegi dan 180 meter persegi di Jakarta Timur seharga Rp2,5 miliar
3. Tanah dan bangunan seluas 585 meter persegi dan 600 meter persegi di Jakarta Timur seharga Rp6 miliar
4. Tanah seluas 5.800 meter persegi di Pasuruan setotal Rp780 juta
5. Tanah seluas 1.531 meter persegi di Pasuruan dengan harga Rp320 juta
Masih ada enam tanah dan bangunan lagi yang Moeldoko miliki, lima masih di Pasuruan dan sisanya ada di Surabaya. Jika menengok kendaraan yang ia punya, ia hanya memiliki satu kendaraan roda empat Toyota Camry tahun 2012 seharga Rp260 juta.
Bukan hanya itu, Moeldoko juga memiliki harta bergerak lainnya setotal Rp196,500 juta dan harta lainnya setotal Rp5,607,500 miliar. Hebatnya, Moeldoko tak tercatat memiliki utang hingga ia melaporkan hartanya ke LHKPN.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar
Tag Terkait: