Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa Rusia kemungkinan melakukan tes nuklir berskala rendah yang melanggar kesepakatan global. Demikian dikatakan oleh Letjen Robert P. Ashley, Kepala Badan Intelejen Pertahanan AS (Defense Intelligence Agency), Rabu (29/5/2019), sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.
“AS memperkirakan Rusia tidak mematuhi moratorium pengetesan nuklir yang sesuai dengan “zero yield’, “ ujarnya dalam sebuah forum di Hudson Institute.
Baca Juga: Perjalanan Karier Si Miliarder Baja Dunia, Asli Orang Rusia
Sebagaimana diketahui ada kesepakatan pada tahun 1990-an yang disebut Comprehensive Nuclear Test Ban Treaty (CTBT). Dalam kesepakatan ini disebutkan setiap test harus disepakati oleh 8 atau lebih negara berkekuatan nuklir, diantanya Israel dan AS.
Rusia menandatangi kesepakatan ini pada tahun 2000.
“Kami yakin bahwa kapabilitas yang mereka miliki untuk mengadakan test sudah melewati Batasan zero yield yang ditetapkan CTBT,” ujar Ashley.
Belum ada komentar dari pihak Rusia. Tapi kepada Duma (DPR-nya Rusia), Vladimir Shamanov, mengatakan via kantor berita Interfax bahwa Ashley, “jangan sampai membuat pernyataan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.”
Baca Juga: Trump dan Putin Teleponan Ngomongin Nuklir
“Kita semua tahu bahwa melakukan test nukulir sudah tidak dapat lagi dilakukan secara diam-diam,” ujarnya.
“Pernyataan semacam ini hanya menyimpulkan bahwa profesionalisme dalam militer AS sudah turun,” tambahnya.
Sementara juru bicara Kementrian Luar Negeri AS, Morgan Ortagus, mengatakan bahwa pihak Rusia sudah berkali-kali melakukan pelanggaran. “Kami diingatkan bahwa mereka terus menerus melanggar kesepakatan internasional,” ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Clara Aprilia Sukandar
Tag Terkait: