Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan jumlah kecelakaan pada arus mudik Lebaran 2019 turun lebih dari 50 persen dari tahun sebelumnya. Turunnya angka kecelakaan lalu lintas itu lantaran banyak masyarakat yang beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum di musim mudik.
"Angka kecelakaan turun lebih dari 50 persen," kata Budi saat meninjau arus balik di Terminal Kampung Rambutan Jakarta, Kamis 6 Juni 2019.
Dari data yang ia terima, sebanyak 2-3 persen masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.
"Kita lihat memang angkanya tidak begitu naik besar yaitu 2-3 persen. Tapi ada perubahan dari kendaraan pribadi ke angkutan umum," ujarnya.
Penurunan angka kecelakaan ini, lanjut Budi, harus tetap dijaga di masa datang. Ia tak ingin ada lagi bus wisata yang masuk jurang pada arus mudik dan balik Lebaran, seperti kejadian tahun lalu di Sukabumi.
"Jadi rute-rute harus diperhatikan. Rute-rute yang dizinkan saja, jangan seperti kejadian di Sukabumi seperti tahun lalu. Jalur bukan bus," ujarnya.
Selain itu, ia meminta kepada masyarakat agar ikut mengawasi penggunaan bus saat arus mudik dan balik Lebaran. Pengawasan itu dilakukan dengan melakukan pengecekan stiker ramp check pada kiri bawah bus.
Ia juga meminta kepada pihak kepolisian untuk menindak tegas jika menemukan adanya bus yang digunakan pada arus mudik, dan balik tak ada stiker ramp check.
"Saya minta tolong kepada polisi ditilang saja tak boleh jalan biar jangan menimbulkan kemacetan," ujarnya.
Untuk para pemudik yang menggunakan jalur laut, ia meminta agar mendaftarkan sejak jauh hari agar pemerintah menyiapkan transportasi kapal yang baik.
Lebih lanjut, mantan Direktur Utama Angkasa Pura II itu, mengaku senang dengan evaluasi mudik Lebaran tahun ini. Sebab dari informasi yang ia dapat banyak berita bahwa para pemudik tidak mengalami kemacetan pada mudik tahun ini.
Menurutnya, kelancaran para pemudik pada tahun ini menandakan bahwa infrastruktur yang dibangun pemerintah memang bermanfaat.
"Ini menandakan bahwa infrastruktur yang dibangun pemerintah memang berguna," ujarnya.
Ia pun tak membayangkan jika pada arus mudik tahun ini seperti arus mudik tiga tahun lalu. Di mana pada saat itu terjadi kemacetan yang luar biasa.
"Saya tidak bayangkan seperti tiga tahun lalu bagaimana kita mengurai kemacetan itu maka banyak cerita horor pada saat itu, sekarang tidak lagi. Ini hal yang baik," ucapnya.
Faktor banyaknya program mudik gratis, kata Budi, juga turut mengurai kemacetan. Tercatat, hampir satu juta pemudik yang memanfaatkan program mudik gratis.
"Pemudik gratis kalau dijumlah dari Jakarta, Jatim, dan Jateng hampir satu juta. Satu juta orang kalau dikalikan menggunakan kendaraan pribadi banyak yang digunakan mengurangi kepadatan," lanjut Budi. (ren)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: