Ribuan masyarakat yang menjadi korban bencana banjir di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra), masih terus menunggu uluran bantuan dari berbagai pihak baik, pemerintah maupun dari pihak swasta
Bupati Konawe Utara, Ruksamin, mengatakan bantuan yang sangat mendesak bagi warga korban banjir di wilayahnya di antaranya, selimut, makanan, siap saji, air bersih, serta kelengkapan pakaian anak-anak.
"Yang pasti bahwa warga yang membutuhkan bantuan itu terutama bagi korban yang berada di wilayah terisolir seperti, Kecamatan Asera, Oheo, Landawe, Langgikima dan Wiwirano," ujarnya di Konawe Utara, Senin (10/6/2019).
Ia mengucapkan terima kasih kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang telah mengucurkan bantuan dana untuk penanganan korban banjir di wilayahnya. Selain bantuan dana tunai, BNPB juga memperbantukan dua unit pesawat udara kargo dan helikopter, 12 unit kapal, dan 20 tenda pengungsi juga diperbantukan untuk mengevakuasi korban banjir dan juga penyaluran logistik.
Baca Juga: Jakarta Libur, MRT Tetap Kebanjiran Penumpang
Menurut Ruksamin, kepala BNPB sangat prihatin terhadap musibah banjir yang landa daerahnya itu yang menimbulkan banyak kerugian masyarakat.
"Beliau (Doni Monardo) beserta jajarannya sudah melihat langsung keadaan masyarakat yang menjadi korban banjir. Rasa duka juga dirasakan sehingga baik bantuan fasilitas, tenaga dan materi langsung diturunkan kepada daerah ini," jelasnya.
Menurut Ruksamin, yang difokuskan saat ini adalah menyelamatkan warga yang ada di daerah terisolir, sedangkan bantuan seperti makanan dan pakaian terus secara bertahap.
BPBD Konawe Utara, menyebutkan, titik lokasi banjir di daerah itu terus meluas hingga saat ini mencapai 13 desa. Di antaranya Desa Tambakua, Langgiwo, Polora Indah, Sabandete, Mopute, Longeo, Tapuwatu, Walalindu, Alawanggudu, Puuwanggudu, Labungga, Laronanga dan Kelurahan Lino Moio, yang 13 desa tersebut berada di Kecamatan Langgikima, Asera, Oheo, Landawe, Wiwirano, dan Andowia.
Banjir yang melanda wilayah Konut akibat hujan yang turun dengan intensitas tinggi sehingga tiga sungai meluap yakni Sungai Lalindu, Sungai Wadolo,dan Sungai Wadambali.
Rumah yang rusak atau hanyut akibat terjangan banjir sebanyak 17 unit, kemudiam rumah terendam 851 unit dan tiga masjid juga ikut terendam. Selain itu, satu jembatan penghubung tak bisa diakses karena terendam banjir, termasuk empat unit bangunan SD dan satu unit SMA tidak dapat diakses.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim