Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sukses dengan Bisnisnya, Pengusaha Airport Service Ini Rela Potong Rumput Bandara Sendiri

Sukses dengan Bisnisnya, Pengusaha Airport Service Ini Rela Potong Rumput Bandara Sendiri Sebuah pesawat udara berada di kawasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Jumat (8/3/2019). Bandara I Gusti Ngurah Rai kembali beroperasi setelah ditutup selama 24 jam saat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941. | Kredit Foto: Antara/Fikri Yusuf
Warta Ekonomi, Jakarta -

General Aviation mencakup lingkup yang sangat luas dari sabang hingga Merauke, hal ini hendaknya mendapat perhatian yang lebih serius karena peran General Aviation yang sedemikian penting bagi economic market Nasional Indonesia.

Berlatar belakang dari kecintaannya dengan dunia penerbangan, pada tahun 2009 Founder sekaligus CEO PT Asia Aero Technology, Bagas Adhadirgha memutuskan untuk mulai menjalankan usahanya di dunia General Aviation dengan membangun bandaranya seorang diri.

"Benar saya membangun bandara seorang diri dari nol, dulu hanya berupa lapangan rumput kosong yang tidak terurus. Semua penuh dedikasi bahwa kita harus terus majukan industri penerbangan Indonesia. Dari memotong rumput sampai segala perizinan saya urus sendiri. Bandara tersebut adalah Wiladatika Private Airport di Buperta Cibubur," ujar Bagas Adhadirgha saat di Jakarta (17/6/19).

Baca Juga: AP I Layani 3,7 Juta Trafik Penumpang saat Lebaran, Bandara Ini Paling Banyak

Bagas yang juga merupakan Ketua Bidang IX Internasional dan Pariwisata Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini menjelaskan bahwa menjadi pengusaha pionir dalam industri general aviation dan airport services di Indonesia sama sekali tidak mudah, karena tidak ada role model untuk dapat dijadikan contoh.

"Perusahaan saya adalah private company pertama yang bergerak di industri General Aviation dan Airport Services di Indonesia. Menjadi pionir itu tidak mudah, harus banyak belajar tanpa ada role model. Ini tidak terjadi secara instan," tambahnya.

Pengusaha muda yang sekarang mencalonkan diri sebagai Calon Ketua Umum BPP HIPMI periode 2019-2022 ini menambahkan bahwa yang terpenting dalam menjadi seorang pengusaha adalah passion dan dedikasi. Latar belakang pendidikan ataupun keluarga tidak boleh menjadi alasan jika ingin menjadi seorang entrepreneur.

Baca Juga: Perlahan, 'Entrepreneur' Tergerus 'Social Enterprise', Apa Itu?

"Latar belakang pendidikan saya adalah IT. Saya lahir dari keluarga yang tidak begitu mengenal konsep menjadi pengusaha. Perusahaan ini adalah pelampiasan dari kecintaan saya sejak kecil terhadap dunia penerbangan," tutupnya.

Terakhir, Bagas mengatakan bahwa menjadi seorang pengusaha harus dimulai dari diri kita sendiri dan jangan bergantung kepada orang lain. Walaupun tidak mendapat dukungan dari siapapun, Ia tidak berhenti dan terus menjalankan apa yang Ia yakini dan cintai. Alhasil, sekarang Bagas juga kerap dipercaya untuk membantu dalam pengelolaan beberapa bandara dan helipad.

"Insyallah kita hadir untuk terus membawa kebermanfaatan untuk sekitar, majukan industri kita untuk kontribusi pada perekonomian dan kemajuan Indonesia," tutup Bagas.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: