PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi waktu tiga hari kepada manajemen PT Hero Supermarket Tbk (HERO) untuk memberikan penjelasan terkait penutupan enam gerai Giant.
Pasalnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan pihaknya telah mengirimkan surat permintaan penjelasan ke HERO pada Senin 24 Juni 2019 lalu.
“Mereka punya argo tiga hari, kita tanya Senin. Tapi kita juga sampaikan formal telepon ke mereka,” katanya, di Jakarta, Rabu (26/6/2019).
Baca Juga: Bicara Nasib Pegawai Giant, HERO: Ini Bukan Hal yang Mudah
Meski begitu, Nyoman mengungkapkan jika kasus penutupan gerai Giant yang dilakukan HERO sudah lama terjadi. BEI pun selalu meminta penjelasan ke perusahaan ketika melakukan penutupan gerai.
Kala itu, cerita Nyoman, perusahaan menyatakan jika keputusan menutup gerai dilakukan perseroan tersebut merupakan salah satu bagian dari strategi bisnis yang tengah dijalankan.
Baca Juga: Giant Gulung Tikar, BEI Tagih Jawaban Hero Supermarket!
“Beberpaa periode sudah kita tanyakan penutupan gerai. Penutupan itu mereka punya alasan dari sisi operasional bisnis dari sisi efisiensi. Di informasi yang sebelumnya kita peroleh sebelumnya, salah satu hal yang jadi pertimbangan mereka lakukan evaluasi mana yg profitable mana gerai yang ditutup itu policy perseroan. Setelah manajemen petimbangkan dampaknya,” ucapnya.
Memang, Manejemen dalam Annual Report HERO disebutkan bahwa meskipun industri ritel sedang berada dalam kondisi yang penuh dengan tantangan, tetapi peluang di industri ini juga memiliki prospek yang cerah. Hal ini diperkuat dengan proyeksi ekonomi Indonesia di tahun 2019 yang akan mengalami pertumbuhan, tepatnya mencapai level 5,3%.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut akan mendorong peningkatan pendapatan masyarakat, sehingga menyebabkan adanya perubahan pola belanja dan peningkatan tingkat konsumsi masyarakat.
Dalam rangka menghadapi dinamika bisnis sekaligus menangkap peluang yang ada, Hero group telah menyusun rencana transformasi multi-tahun secara komprehensif, strategis, dan mendasar sebagai modal utama Perseroan untuk melakukan transformasi ke era ritel yang baru.
“Melalui transformasi ini, Perseroan dapat membangun bisnis yang lebih baik dan berkelanjutan dengan keseimbangan dan perpaduan yang tepat dalam portofolio ritel, sehingga mampu menghadapi dinamika perubahan industri yang signifikan,” kata Manajemen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: