Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cina Membeli Emas dan Melepas US$

Cina Membeli Emas dan Melepas US$ Kredit Foto: Reuters/Jonathan Ernst
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga emas minggu lalu naik ke posisi tertinggi sepanjang 13 tahun terakhir dan terus mencatatkan keuntungan pada di angka di atas US$1,400 per ons. China meningkatkan cadangan emasnya untuk beralih dari dolar AS, yang telah menambah kebangkitan logam mulia.

Menurut World Gold Council (WGC), yang dikutip rt.com, Bank Rakyat China telah membeli lebih dari 70 ton emas sejak Desember. Sebelum itu, bank sentral China tidak melaporkan peningkatan cadangan emas selama lebih dari dua tahun, dan angka resmi tetap tidak berubah dari Oktober 2016 hingga November 2018.

Baca Juga: Takut Krisis US$, Rusia Menambah 6 Ton Cadangan Emas

Peningkatan pembelian emas oleh negara kekuatan ekonomi terbesar di Asia ini datang pada saat bank sentral global mengakumulasi logam mulia dalam jumlah terbanyaknya. Rusia telah menjadi pembeli emas teratas, meningkat sekitar 274 ton cadangannya tahun lalu. Dalam 5 bulan pertama 2019, Rusia menambahkan 78 ton emas ke dalam pundi-pundinya, meningkatkan bagian logam dalam cadangan internasional sebesar 3,7 persen.

Cadangan emas bank sentral di seluruh dunia melonjak 651,5 ton, atau 74 persen year on year pada 2018, merujuk pada  data dari WGC.

Para analis mengatakan Beijing menggandakan emas "untuk mendiversifikasi cadangannya" jauh dari greenback. Negara ini telah menjual Treasury AS akhir-akhir ini, dengan kepemilikannya telah jatuh dari puncak US$1,32 triliun pada akhir 2013 menjadi sekitar US$1,1 triliun pada bulan April.

Baca Juga: AS-China Perang Dagang, Kadin Sebut Jatim Aman

Dorongan terbaru China terhadap kepemilikan emasnya datang di tengah sengketa perdagangan yang berkepanjangan dengan AS.

"Hubungan AS-Cina bisa lebih buruk, sehingga PBOC telah meningkatkan persediaan cadangan emasnya," kata Tom McGregor, wartawan dan analis politik yang berbasis di Beijing.

"Emas adalah tempat yang aman untuk investasi," tambah McGregor, yang merupakan editor senior CCTV penyiaran nasional China.

Nicky Shiels kepada Kitco News, ahli strategi komoditas Scotiabank mengatakan bahwa emas diam-diam telah mengungguli sebagian besar mata uang G-10 sejak perang perdagangan AS-Cina dimulai. Ia menggambarkan rapat umum terakhir sebagai "pelarian emas mandiri" yang mengecualikan korelasi langsung logam dengan dolar AS.

Dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia adalah AS dan Cina, keduanya telah terlibat dalam konflik perdagangan sejak Maret 2018. Dalam eskalasi terbaru AS menaikkan pajak menjadi 25 persen dari barang-barang Tiongkok senilai US$200 miliar. Sebagai tanggapan, CHina mengenakan pula pajak 25% dari 5.000 produk AS senilai US$60 triliun.

Baca Juga: Walmart Gunakan Pembayaran SNAP untuk Belanja Online

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: