Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur La Nyalla Mahmud Mattalitti secara tegas menyatakan, ketegangan perang dagang Amerika dan China tidak pengaruhi roda perdagangan di Jatim.
Hal itu diungkapkan La Nyalla sebutannya saat menerima kunjungan Tim Peneliti DPR RI ke gedung Kadin Jatim untuk melakukan pemantauan dampak dari kasus perang dagang Amerika-China di Surabaya kemarin.
"Kami menyambut baik dan berterima kasih atas kepercayaan dari Tim Peneliti DPR RI untuk memilih kadin Jawa Timur sebagai salah satu tempat kegiatan penelitian kelompok lintas kepakaran tentang respon Indonesia terhadap dampak perang dagang. Dan yang perlu digaris bawahi, tak perlu risau atas kondisi tersebut," tegas La Nyalla Mahmud Mattalitti, Surabaya, Rabu (26/6/2019).
Baca Juga: Perkuat Fungsi di Dapil, La Nyalla: Senator Harus Punya Kantor di Provinsi
Optimisme La Nyalla tersebut dengan melihat kinerja ekonomi Jatim secara keseluruhan yang masih bergerak positif. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jatim khususnya sektor industri pengolahan mengalami kenaikan pada kuartal I/2019 jika dibanting kuartal III/2018. Yang semula 29,2 persen naik menjadi 31 persen.
"Di sektor jasa perdagangan, juga naik dari 17 persen menjadi 18 persen pada kuartal I/2019 dibanding kuartal III/2018. Hanya sektor pertanian saja yang mengalami penurunan dari 15 persen menjadi 13 persen," tambahnya.
Sementara itu Ketua Tim Ahli Kadin Jatim Edy Juwono Slamet mengatakan bahwa optimisme terhadap kinerja ekonomi Jatim juga harus dibarengi dengan berbagai langkah antisipatif berupa penandatanganan berbagai kerjasama luar negeri.
"Yang harus dilakukan Indonesia dalam mengatasi perang dagang AS-Cina adalah memperbanyak kerjasama perdagangan dengan luar negeri," kata Edy
Baca Juga: Sudah Tak Ada Beban, Jokowi Undang Kadin Minta Masukan untuk Periode Kedua
Hal senada juga diungkapkan Anggota Tim Ahli Kadin Jatim Jamhadi, Indonesia tidak perlu masuk terlalu dalam atas pertikaian mereka (Amerika-China). Namun kata Jamhadi, yang harus dilakukan adalah dengan memperbanyak Free Trade Agreement (FTA) dan Economic Partnership Agreement (EPA)
"Karena pasar alternative seperti Afrika terus meningkat daya belinya," ujar Jamhadi juga Ketua Kadin Kota Surabaya ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Vicky Fadil