Horeee! Pemerintah Bakal Kasih Coworking Space untuk Startup Lokal
Dukungan bagi kaum milenial Indonesia yang mau berkarya dan berkreasi terus berdatangan. Salah satunya dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang memfasilitasi tempat bagi mereka.
Langkah strategis ini bertujuan untuk menumbuhkan wirausaha baru khususnya dalam rangka meningkatkan daya saing sektor manufaktur nasional di tengah era industri 4.0 saat ini.
“Untuk pengembangan human capital, Kemenperin memfasilitasi berbagai coworking space, seperti di Bandung yang bekerja sama dengan Telkom, kemudian juga ada di Bali, Makassar, dan Batam,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto.
Bahkan, Kemenperin juga mendorong perusahaan global untuk berinvestasi membuka inkubasi bisnis dalam upaya menelurkan startup di Indonesia. Investor asing ini juga diharapkan bisa menggandeng pelaku usaha lokal.
Baca Juga: Bidik 1.000 Technopreneur, Kemenperin Fasilitasi Coworking Space
“Contohnya, di Singapura ada Block71, mereka sudah buka di Jakarta. Kemudian, operator-operator telekomunikasi mulai membuat coworking space,” ungkapnya.
Menperin menilai, keberadaan coworking space tersebut, bakal mendorong pengoptimalan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) karena terciptanya produk buatan anak bangsa.
Salah satunya adalah untuk memenuhi kebutuhan komponen smartphone, sehingga dapat menekan impor bahan baku bagi industri elektronika di Tanah Air.
“Yang dimaksudkan sebagai local content itu tidak hanya hardware, tetapi juga software,” tuturnya.
Pengembangan local content ini misalnya diaplikasikan oleh Apple Developer Academy yang beroperasi di BSD City, Tangerang, Banten melalui kerja sama dengan universitas.
Baca Juga: Mengintip Persaingan Industri Coworking Space
“Sebanyak 200 anak muda dilatih di sana, dan beberapa waktu lalu sudah ada lebih dari 100 lulusan yang dihasilkan. Ini merupakan pertama di Asia. Selain di Indonesia, ada di Brasil dan Italia.
Di antara negara Asia, paling banyak anak muda adalah dari Indonesia, yang melebihi Jepang dan Taiwan. Ini menjadi potensi bagi kita,” imbuhnya.
Pembangunan Apple Developer Academy di Indonesia ini akan terus berkembang. Ditargetkan bakal dibuka lagi di Surabaya dan di Batam. Oleh karena itu, dalam menghadapi era digital, Airlangga meminta kepada generasi milenial Indonesia agar mampu menguasai tiga ilmu, yakni Bahasa Inggris, statistika, dan koding.
“Kami juga mendorong pemangku kepentingan terkait seperti Kemenristekdikti untuk bisa literate di bidang digital. Kemudian untuk membuat transformation manager berbasis industri khususnya top management, kami bekerja sama dengan MIT, Bappenas, dan Lemhanas, untuk melakukan pelatihan.
Baca Juga: Ini Alasan Entrepreneur dan Startup Tertarik dengan Coworking Space
Diharapkan melalui upaya ini, baik birokrasi maupun private sector bisa jalan bersama,” paparnya.
Airlangga mengungkapkan, potensi ekonomi digital akan meningkatkan nilai tambah terhadap PDB nasional sebesar US$150 miliar pada tahun 2025.
“Ini akan menjadi peluang bagi 17 juta tenaga kerja yang tidak buta terhadap teknologi digital. Dan, inilah yang kami dorong agar ekonomi digital terus berkembang, sehingga bisa ditangkap oleh pelaku industri kecil dan menengah (IKM) kita,” ujarnya.
Apalagi, pemerintah menargetkan terciptanya 1.000 technopreneur pada tahun 2020, dengan valuasi bisnis mencapai US$100 miliar dan total nilai e-commerce sebesar US$130 miliar.
“Saat ini, Indonesia sudah punya empat unicorn, dan mereka semuanya tumbuh bukan bagian dari ‘konglomerasi’ sehingga membentuk wirausaha baru yang kuat,” ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar