Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gara-gara Lakukan Pelecahan Seksual, Saham Future Land Anjlok 24%

Gara-gara Lakukan Pelecahan Seksual, Saham Future Land Anjlok 24% Kredit Foto: Unsplash
Warta Ekonomi, Hong Kong -

Harga saham pengembang real estate yang terdaftar di bursa Hong Kong, Future Land Development Holdings, anjlok 24% setelah media melaporkan bahwa CEO, Wang Zhenhua, diduga melakukan pelecehan terhadap seorang anak, seperti yang dikutip Caixin.com. Anjlok 24% setara dengan US2 miliar, hanya dalam hitungan menit.

Menurut Xinmin Evening News, publikasi lokal Shanghai yang diawasi oleh Partai Komunis, Sabtu lalu, diketahui terdapat dua anak perempuan, satu berusia 9 tahun dan satu 12 tahun dibawa ke sebuah hotel di Shanghai dari provinsi Jiangsu China Timur oleh seorang wanita yang bermarga Zhou, yang berteman dengan orang tua anak-anak perempuan itu. Zhou memberi tahu orang tua mereka bahwa dia akan membawa anak-anak perempuan itu ke Shanghai Disney Resort.

Baca Juga: 25 Karyawan McDonald's Ajukan Tuntutan Pelecehan Seksual saat Bekerja, Begini Respons Perusahaan

Xinmin melaporkan bahwa Wang diduga menganiaya anak perempuan berusia 9 tahun dan membayar Zhou 10.000 yuan tunai (US$1.452). Anak perempuan itu kemudian menghubungi ibunya melalui telepon sambil menangis. Sang ibu bergegas ke Shanghai untuk melaporkan kejadian itu ke polisi. Pemeriksaan medis menunjukkan anak perempuan itu menderita luka di alat kelaminnya.

“Polisi setempat kemudian mengambil "langkah-langkah paksaan" terhadap Wang, yaitu tindakan seperti penahanan,” lapor Xinmin, mengutip sumber-sumber yang mengetahui masalah ini.

Caixin tidak bisa menghubungi Wang untuk memberikan komentar, dan perusahaan juga belum menanggapi laporan dari media.

Menurut hitungan Bloomberg Billionaires Index,  kekayaan bersih Wang – berdasarkan porsi sahamnya di Future Land dan Xinchengyue, turun US$1,4 miliar menjadi US$5,2 miliar.
Sayangnya, informasi yang beredar tidak banyak, karena sensor dari pihak berwenang di China.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: