Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wasiat Sutopo yang Bikin Begidik

Wasiat Sutopo yang Bikin Begidik Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, mengingat wasiat yang diberikan oleh Almarhum Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyaraakt BNPB, Sutopo Purwo Nugroho. Ia mengingat empat wasiat terkait penyampaian informasi kebencanaan bagi publik.

Menurutnya, pesan yang diberikan Sutopo sangatlah mengispirasinya untuk mengemas narasi informasi gempa bumi dan tsunami. Sambungnya, jika dulu informasi gempa hanya disajikan dalam bentuk angka dan singkat seperti waktu gempa, magnitudo, koordinat episenter dan kedalaman gempa, maka kini publik dapat memahami secara lengkap informasi parameter gempa, penyebab gempa, dampak gempa, dan saran yang harus dilakukan masyarakat. 

Lebih lanjut, yang kedua, soal pentingnya informasi untuk disebarluaskan dengan cepat. Menurut Sutopo, setiap informasi pasti bermanfaat, namun, informasi yang diberikan lebih cepat dan lengkap akan lebih bermanfaat.

"Kita harus bisa mengetik berita bencana dengan cepat. Jangan harus nunggu komputer menyala, tapi ketiklah berita di handphone secepatnya," ujarnya, Minggu (7/7/2019).

Baca Juga: Isak Tangis Iringi Pemakaman Sutopo di Boyolali

Ia pun melakukan wasiat tersebut ketika sedang berada di transportasi umum untuk membuat penjelasan informasi gempa bumi dalam bentuk narasi.

Lanjut yang ketiga, Sutopo menekankan penyebarluasan informasi kebencanaan tanpa mengenal waktu. Ia mengatakan, alasan Sutopo ialah bencana tanpa mengenal waktu, baik pagi, siang ataupun malam. Untuk itu, ia menyiagakan handphonenya selama 24 jam, dan selalu siaga menyiapkan press release.

"Saat ini bukan masanya lagi wartawan mencari kita, minta-minta informasi dari kita, tetapi kitalah yang harus sigap menyiapkan berita dan memberikan feeding berita untuk media," katanya lagi.

Dan untuk yang keempat, science communication untuk kebencanaan. Perlunya ilmu untuk menterjemahkan sains atau komunikasi sains dalam pendidikan publik, sehingga informasi kebencanaan dapat dipahami oleh masyarakat dengan baik tanpa ada salah paham yang berujung kecemasan dan keresahan masyarakat.

"Gaya kerja Pak Topo memang selalu menginspirasi dan memancarkan aura positif bagi mereka yang mencintai kerja keras, ketekunan, tanpa pamrih, untuk kemanusiaan," katanya.

Diketahui, Sutopo Purwo Nugroho meninggal, pada Minggu, 7 Juli 2019 di Guangzhou, Cina, sekitar pukul 02.00 waktu setempat karena kanker paru-paru.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: