Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inter Milan Ingin Sempurnakan Proyek Gagal AC Milan?

Inter Milan Ingin Sempurnakan Proyek Gagal AC Milan? Kredit Foto: @acmilan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Publik Italia masih ingat dengan jelas kemeriahan pesta kemenangan yang digelar AC Milan kala menjuarai Supercoppa Italiana pada 2016 lalu dengan menyingkirkan lawan berat, Juventus, di partai final.

Bagi banyak pihak, kemeriahan tersebut bisa dianggap lebay mengingat trofi yang dimenangkan hanya sekadar Supercoppa Italiana. Namun, bagi publik Italia dan yang memahami betul kondisi persepakbolaan di sana saat itu, mungkin justru akan turut bangga karena pesta pora tersebut bukan hanya untuk sekadar perayaan sebuah trofi.

Ya, keberhasilan Rossoneri saat itu terasa spesial lantaran direngkuh dengan mengandalkan skuad yang sebagian besar diisi oleh para pemain muda asli Italia. Bagaimana skuad lokal itu bisa menahan gempuran duet penyerang tertajam Serie A saat itu, Gonzalo Higuain dan Paulo Dybala. Kinerja lini tengah Il Diavolo rupanya juga bisa meladeni dan bermain dalam level yang sama dengan kampiun 31 gelar juara Serie A dan jawara enam edisi berturut-turut saat itu.

Baca Juga: Pemain Muslim Ini Selangkah Lagi Gabung AC Milan

Dengan capaian tersebut, AC Milan benar-benar diharapkan oleh publik Italia sebagai tulang punggung timnas masa depan, usai tampil buruk di Piala Dunia 2014 dengan tak lolos dari fase grup.

Oleh Silvio Berlusconi, pemilik sekaligus presiden klub saat itu, proyek membangun tim bermodalkan pemain muda lokal itu disebut sebagai ItalMilan. Sebuah proyek ambisius dengan memaksimalkan talenta-talenta dalam negeri untuk mengukir prestasi.

Pada musim 2016/2017 itu, AC Milan sudah terbiasa memasang enam hingga tujuh pemain lokal bersamaan, sehingga hanya menyisakan empat sampai lima slot saja untuk stranieri (pemain asing) di starting eleven. Bahkan pada momen-momen tertentu, misalnya saja pada pekan ke-8 saat itu, total pemain lokal yang bermain sebagai starter mencapai delapan orang, meliputi Gianluigi Donnarumma, Ignazio Abate, Gabriel Paletta, Alessio Romagnoli, Mattio De Sciglio, Manuel Locatelli, Giacomo Bonaventura, dan Gianluca Lapadula.

Artinya, mereka mengandalkan stranieri hanya tiga pemain, yaitu Keisuke Honda, Suso, dan Gerard Deulofeu. Kalau pun pelatih AC Milan saat itu, Vincenzo Montella, mau peran ketiganya, juga masih bisa digantikan oleh Andrea Poli, Andrea Bertolacci, Luca Antonelli atau Davide Calabria yang telah siap sedia di bangku cadangan. Dengan kata lain, Il Diavolo Roso saat itu diisi sepenuhnya oleh pemain asli Italia 100 persen!

Gagal Total

Namun sayang, mimpi yang sempat melambung itu terpaksa harus gagal total sejak dijualnya AC Milan oleh Berlusconi pada Sport Investment Lux, pimpinan taipan asal China, Yonghong Li. Baru saja menahkodai Rossoneri, pengusaha yang akrab disapa Mr Li tersebut sudah mendatangkan 11 pemain baru sekaligus seharga 200 juta euro ke San Siro, dan sebagian besar di antaranya merupakan stranieri.

Sebut saja Ricardo Roriguez (Swiss), Mateo Musacchio dan Lucas Biglia (Argentina), Hakan Calhanoglu (Turki), Andre Silva (Portugal), Frank Kessie (Pantai Gading), dan Nikola Kalinic (Kroasia). Semuanya datang dari luar Italia, sedangkan yang berstatus pemain lokal hanya Leonardo Bonucci, Antonio Donarumma, Andrea Conti, dan Fabio Borini.

Ending dari kedatangan Mr Li sebagaimana diketahui bersama telah menjadi tragedi terbesar bagi keluarga besar Rossoneri yang bahkan menjungkalkan klub dalam kubangan krisis keuangan. Hingga saat ini di bawah Elliot Management sebagai pemilik baru, AC Milan masih harus terus berbenah untuk dapat kembali menyeimbangkan neraca keuangannya yang tekor besar akibat manajerial yang ugal-ugalan di masa Li. Namun di luar itu semua, satu hal yang pasti bahwa proyek ItalMilan sudah benar-benar hancur lebur dan tak pernah dibicarakan lagi.

Ambisi Conte

Kini, di sudut lain kota Milan, sang seteru sekota, Inter Milan, secara tersirat rupanya justru tengah menapaki jalan yang sama sebagaimana pernah coba dibangun Rossoneri. Di bawah kendali pelatih barunya, Antonio Conte, secara bertahap juga sedang mengumpulkan talenta-talenta muda lokal dengan potensi menjanjikan.

Baca Juga: Icardi Tak Ikut Inter Milan Tur Pramusim ke Asia, Ada Apa?

Sebut saja Nicolo Barella yang baru saja resmi dipinjam dari Cagliari dengan opsi pembelian permanen di akhir musim. Lalu, juga Stefano Sensi yang baru saja dipinang dari Sassuolo dengan skema transfer yang sama dengan Barella. Belum lagi mantan rekan Sensi di Sassuolo, Matteo Politano, yang telah didapatkan dengan skema serupa oleh Nerrazurri sejak tahun lalu. Ketiganya, Barella, Sensi, dan Politano diketahui merupakan calon bintang masa depan timnas Italia yang kini sudah mulai diandalkan oleh sang pelatih timnas, Roberto Mancini.

Bukan hanya di level senior, pada level U-20 skuad Il Biscione, juga telah ada trio Federico Dimarco, Alessandro Bastoni, dan Andrea Pinamonti yang merupakan para pemain andalan Gli Azzurri pada ajang Piala Eropa U-21 beberapa waktu lalu. Bahkan, Pinamonti tercatat merupakan kapten sekaligus top skor di event tersebut.

Di luar mereka semua, Inter Milan masih menyimpan bintang muda berusia 17 tahun, Eddie Salcedo, yang telah mencetak tiga gol untuk Timnas U-19 dengan catatan caps sebanyak delapan kali. Dengan serangkaian data tersebut, jelas tidak berlebihan bila kemudian ada yang menyebut Nerazzuri kini sebagai salah satu tumpuan Timnas Negeri Pizza saat ini.

Jadi, benarkah Inter Milan ingin mengulangi, lalu menyempurnakan proyek ItalMilan yang pernah gagal di tangan AC Milan? Apakah ini cikal-bakal dari proyek baru ItalInter? Biar waktu dan tentu saja data yang akan menjawabnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Taufan Sukma
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: