PT Permodalan Nasional Madani (PNM) segera meluncurkan program lanjutan dari Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar), yaitu Mekaar Plus pada 1 Agustus 2019 mendatang.
Direktur Utama PT PNM, Arief Mulyadi menjelaskan, program Mekaar yang sebelumnya hanya memberikan pinjaman kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebesar Rp2,5 juta hingga Rp5 juta. Tetapi, pada program Mekaar Plus, PNM memberikan pinjaman sebesar Rp10 juta-Rp15 juta.
Hal tersebut dikatakan, sekaligus menjawab harapan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang meminta pinjaman dana bagi nasabah Mekaar untuk ditingkatkan.
"Program Mekaar Plus ini merupakan jawaban dari permintaan Presiden Joko Widodo yang berharap para peserta program Mekaar yang dapat pinjaman Rp2 juta, bisa naik lagi pinjamannya, kemudian pindah kelas naik ke Kredit Usaha Rakyat (KUR). Oleh karenanya, Mekaar Plus ini memberikan pinjaman Rp10 juta-Rp15 juta," katanya kepada wartawan di Bukittinggi, Rabu (17/7/2019) malam.
Baca Juga: Disuntik Dana dari PNM, Aset BPRS Haji Miskin Meroket
Sambungnya, "Program Mekaar kan sudah tahun ke-4, maka kami siapkan program Mekaar Plus sehingga bisa meningkatkan usaha para nasabah Mekaar. Pinjaman dalam Mekaar Plus ini tanpa jaminan anggunan dan program ini dijalankan dengan metode tanggung renteng dan angsuran disetorkan dalam pertemuan mingguan kelompok. Kami akan melihat prospek usaha nasabah sehingga bisa mengembalikan pembiayaan yang diterima."
Lanjutnya, terkait program Mekaar Plus ini, ia menargetkan hingga akhir 2019 terdapat sekitar 100.000 nasabah.
Tambahnya, hingga Juni 2019 nasabah yang tergabung dalam Mekaar mencapai 4,833 juta orang. Sementara nasabah Unit Layanan Modal Mikro (UlaMM) mencapai 71.000 orang.
Lebih lanjut, ia berharap hingga akhir tahun ini, nasabah Mekkar meningkat menjadi 6 juta nasabah dari realisasi akhir 2018 sebesar 4,06 juta orang.
"Sementara pada 2020, PNM menargetkan nasabah Mekaar mencapai 7,9 juta orang, dan meningkat lagi menjadi 8,9 juta pada 2021, 9,5 juta orang pada 2022, serta 10 juta orang 2023," katanya lagi.
Khusus di Sumatera Barat (Sumbar), tambahnya, 46 kantor yang melayani 101.000 nasabah terdiri dari 98.800 nasabah Mekaar dan 1.248 nasabah UlaMM.
Selain itu, ia mengatakan, naiknya jumlah nasabah Mekaar ini sejalan dengan keinginan pemerintah untuk menjangkau lebih banyak keluarga prasejahtera untuk mendapatkan pembiayaan.
Baca Juga: Kunjungi Magetan, Jokowi Tinjau Emak-Emak Nasabah Program Mekaar
"Visi PNM selain memberikan pembiayaan, kami juga melakukan pendampingan. Selain membantu secara individual, PNM juga membantu jejaring bisnis antara nasabah Mekaar dan UlaMM," jelasnya.
Terkait pembiayaan, ia mengatakan pada periode Januari-Juni 2019, PNM telah menyalurkan sebanyak Rp7,7 triliun untuk nasabah Mekaar dan sebesar Rp1,9 triliun untuk nasabah UlaMM, sehingga totalnya mencapai Rp9,73 triliun.
"Per hari ini (17 Juli 2019) pembiayaan nasabah UlaMM sudah Rp8,8 triliun, dan hingga akhir 2019, PNM menargetkan penyaluran pembiayaan sekitar Rp14 triliun," tutupnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menegaskan para peserta Program Mekaar yang dapat pinjaman Rp2 juta, bisa naik Rp3 juta, naik Rp4 juta, naik lagi Rp6 juta.
"Naik kelas, bisa Rp10 juta, bisa Rp25 juta, bisa Rp500 juta, kalau misalnya semakin gede, ya tambah enggak apa-apa. Yang paling penting disiplin, jujur, dan mencicil," tuturnya saat meninjau pelaksanaan program Mekaar di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (30/1/2019).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Vicky Fadil
Editor: Rosmayanti