Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Red Hat: Percepat Hasil Bisnis, Perusahaan di Asia Pasifik Terapkan Inovasi Terbuka

Red Hat: Percepat Hasil Bisnis, Perusahaan di Asia Pasifik Terapkan Inovasi Terbuka Red hat | Kredit Foto: Red hat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Red Hat, Inc., penyedia solusi open source dunia, hari ini (30/7/2019) mengungkapkan bahwa semakin banyak perusahaan enterprise di Asia Pasifik yang ingin menerapkan inovasi terbuka untuk mempercepat pencapaian hasil bisnis. Hal ini ditujukan oleh sejumlah perusahaan di Australia, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, dan Singapura yang berpartisipasi dalam program residensi Red Hat Open Innovation Labs di wilayah Asia Pasifik.

Diluncurkan pada tahun 2017 di Asia Pasifik, Red Hat Open Innovation Labs dirancang untuk menghadirkan lingkungan yang mendalam, kolaboratif, dan bersifat menetap yang mempromosikan inovasi dan pengembangan yang cepat. 

Baca Juga: IBM Tutup Akuisisi Red Hat Sebesar US$34 Juta

Beberapa perusahaan yang berpartisipasi dalam program ini termasuk Heritage Bank (Australia), The University of Adelaide (Australia), National Stock Exchange of India (NSE) (India), Fukuoka Financial Group (Jepang) dan ST Engineering (Singapura).

John Allessio, Senior Vice President and General Manager of Global Services, Red Hat mengatakan, perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik menyadari perlunya menanamkan inovasi ke dalam DNA perusahaan mereka. Dengan demikian, mereka akan dapat mendorong pertumbuhan dan menangani tantangan tidak terduga di masa depan secara lebih efektif." 

"Kami senang dapat membantu perusahaan enterprise dalam mengadopsi pendekatan terbuka Red Hat untuk membangun tim berkinerja tinggi dan mandiri yang dapat membantu perusahaan dalam mengatasi perubahan dengan cara yang lincah dan menangkap peluang-peluang baru," ujarnya.

Baca Juga: Kembangkan Bisnis PR, Havas Group Luncurkan RED HAVAS

Red Hat Open Innovation Labs membantu perusahaan-perusahaan enterprise mencapai hal itu dengan memungkinkan mereka bekerja sama secara erat dengan para ahlinya untuk memecahkan tantangan bisnis mereka dengan cara dipercepat melalui teknologi open source. Berlangsung antara satu hingga tiga bulan, program residensi ini dapat dilaksanakan di laboratorium fisik perusahaan atau di lab pop-up atau di lokasi pelanggan.

Selama program berlangsung, pelanggan mendapatkan pengalaman langsung tentang cara menerapkan metodologi pengembangan yang lincah (agile methodology) dan praktik DevOps untuk memecahkan masalah turun-temurun atau mengatasi tantangan baru seperti mengembangkan aplikasi cloud-native.

Pelanggan juga dapat menyaksikan bagaimana prinsip terbuka dan budaya terbuka membantu mempercepat inovasi melalui lab tersebut. 

Dalam kasus Heritage Bank, tim TI mereka belajar bagaimana menerapkan prinsip-prinsip open source untuk mengintegrasikan tim lintas fungsi, teknologi, dan proses selama program residensi. Dengan melakukan hal tersebut, Heritage Bank kini dapat menjawab tuntutan bisnis yang tengah berkembang secara cepat dan memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: