Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Yang Paling Bertanggung Jawab Adalah Anies, Bukan Jokowi

Yang Paling Bertanggung Jawab Adalah Anies, Bukan Jokowi Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menjelaskan bahwa sejarah Jakarta sebagai Ibu Kota tidak lepas dari kunjungan 19 hari Presiden Soekarno ke Amerika Serikat pada 16 Mei 1956. Bahkan, ia menyebut keputusan Soekarno menjadikan Jakarta sebagai Ibu Kota bukan ide sembarangan.

Menurutnya, Bung Karno datang ke Amerika untuk belajar sesuatu. “Seperti dikutip oleh National Geographic, itulah pernyataan pertama oleh Presiden Republik Indonesia setibanya di Amerika Serikat. Kunjungan ini merupakan rangkaian perjalanan Si Bung Besar, pemimpin negeri raksasa muda, ke Amerika Serikat dan Eropa Barat selama Mei-Juli 1956,” cuitnya seperti yang dikutip WE Online, Kamis (1/8/2019).

Baca Juga: Fahri: Bu Susi Bilang ke Jokowi, Ibu Kota Dipindah ke Pesisir

Baca Juga: Gubernur Kaltim Ngarep Juga Daerahnya Jadi Ibu Kota

Lanjutnya, ia juga melihat wawancara Cyndi Adams dengan Bung Karno. Sambungnya, dalam wawancara tersebut terungkap bahwa Bung Karno pengagum Amerika, mulai dari film-film Amerika, hingga selebritas pemeran filmnya.

“Namun, saat Perang Pasifik, Bung Karno pernah berbalik. Tapi, ketika menjadi presiden beliau berbalik lagi,” tegasnya.

ingkatnya, ia menyebut bahwa Bung Karno merupakan pemikir besar, tentang ide negara dan ibu kota juga besar. Bung Karno adalah arsitek yang tidak saja mendesain tata negara, tapi tata kota dan bangunan fisik negara.

“DKI Jakarta menurut saya adalah warisan Bung Karno, imajinasi setelah kunjungan itu,” katanya lagi.

Ia mengatakan, tannpa ide dasar, Indonesia tidak akan sanggup melahirkan sebuah kebanggan. Termasuk, sebuah Ibu Kota. Sambungnya, membangun ibu kota bukan seperti proyek pemekaran seperti yang dimoratorium oleh pemerintah sekarang.

Ia pun menilai bahwa orang yang paling bertanggung jawab jika ibu kota pindah, adalah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, bukan Presiden Joko Widodo.

“Karena tidak bisa menjelaskan kepada publik bahwa Daerah Khusus Ibukota Jakarta peninggalan Bung Karno ini dan pengembangan wilayahnya tidak saja cukup tapi tetap harus menjadi Ibu kota NKRI." jelasnya.

Ia pun berharap kepada Anies sebagai penerus Jokowi di Jakarta dan Jokowi sebagai penerus Bung Karno untuk bertemu dan bertukar pikiran.

“Jangan serahkan urusan ini kepada Pinpro dan pengembang apalagi penjaja utang. Kita punya masalah serius, kita perlu orang yang berpikir serius dan bekerja untuk membangun kebanggaan,” kata Fahri. 

Tambahnya, “Kalau kita berantem boleh untuk irisan lain. Tapi jangan tentang ibukota kita. Warisan Bung Karno ini mahal dan jangan ditinggalkan,” tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: