Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong peningkatan nilai tambah komoditas rumput laut di Tanah Air melalui hilirisasi industri. Sebab, rumput laut merupakan salah satu komoditas strategis yang berpeluang dikembangkan di dalam negeri karena ketersediaannya cukup besar dan mampu menggerakkan sektor ekonomi di wilayah pesisir.
"Rumput laut dapat digunakan dalam industri farmasi, serta industri makanan sebagai stabilator, bahan pengental, pembentuk gel, pengemulsi, dan lainnya," kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih di Jakarta, Senin (5/8/2019).
Menurut Gati, dalam industri rumput laut, tingkatan yang paling hilir adalah teknologi formulasi. Produk yang dihasilkan biasanya digunakan oleh industri pangan dan non-pangan.
Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Panduan Tata Kelola Pengembangan Rumput Laut
Dalam industri pangan, produk formulasi rumput laut digunakan untuk makanan campuran kemasan kaleng, roti, bakso, nugget, sirup, susu kental, es krim, yogurt, jus, jeli, dan lainnya.
Sementara pada industri non-pangan, rumput laut dapat digunakan untuk industri cat, tekstil, pasta gigi, kosmetik seperti lotion, masker, krim wajah, lulur, sabun, dan sampo. Sedangkan dalam industri farmasi dapat diolah untuk cangkang obat kapsul dan salep.
"Limbah dari hasil pengolahan rumput laut dalam bentuk padatan dan cairan dapat digunakan untuk bahan pupuk atau zat penumbuh tanaman serta khusus limbah padatan sebagai pakan ternak," ujarnya.
Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Argo Kemenperin, Abdul Rochim menambahkan, pihaknya terus mendorong peningkatan produksi rumput laut. Selain untuk kebutuhan dalam negeri, rumput laut juga sudah diekspor ke beberapa negara seperti China, Amerika Serikat, dan Korea Selatan.
"Produksi rumput laut di Indonesia adalah yang terbesar di dunia, bahkan kontribusi Indonesia sebagai penghasil rumput laut telah diakui dunia internasional," ujarnya.
Baca Juga: Produk Rumput Laut Indonesia Unjuk Gigi di Simposium Internasional di Jeju
Berdasarkan data, ekspor rumput laut Indonesia pada 2014 sampai 2018 memiliki tren positif yang naik hingga 0,81%. Pada periode Januari-April 2019, ekspor rumput laut sebesar US$92,92 juta atau naik 3,98% dibandingkan capaian di periode yang sama tahun lalu sebesar US$89,37 juta.
Ekspor rumput laut Indonesia tertinggi didominasi oleh ekspor rumput laut mentah Euchema spp dalam bentuk kering atau fresh yang dapat dikonsumsi manusia dengan total ekspor pada 2018 mencapai US$140,41 juta.
Indonesia sendiri merupakan penghasil rumput laut kering terbesar di dunia dengan produksi 328 ribu ton atau 61,18% total produksi dunia di 2017. Rumput laut juga diekspor dalam bentuk agar dan karagenan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: