Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Selandia Baru Pernah Dihuni Penguin Sebesar Manusia

Selandia Baru Pernah Dihuni Penguin Sebesar Manusia Kredit Foto: John B. Weller-Pew Charitable Trust
Warta Ekonomi, Wellington -

Para pakar baru-baru ini menemukan fosil penguin raksasa seukuran manusia di Selandia Baru. Para pakar memperkirakan berdasarkan pengamatan pada fosil, bahwa penguin purba memiliki 1,6 meter dan bobot 80 kg. Penguin itu diperkirakan hidup di Paleocene Epoch, antara 66 juta dan 56 juta tahun silam.

Binatang yang disebut "penguin monster" oleh Museum Canterbury itu menambah daftar fauna raksasa asal Selandia Baru yang sekarang sudah punah. Sebelumnya juga telah diumumkan adanya burung paruh bengkok, elang, kelelawar dan moa, burung setinggi 3,6 meter di Selandia Baru.

"Ini salah satu spesies penguin terbesar yang pernah ditemukan," papar Paul Scofield, kurator senior museum tersebut pada BBC.

Penguin itu khusus hidup di perairan bumi belahan selatan. Penguin-penguin itu diduga menjadi sebesar itu karena reptil-reptil laut besar punah dari lautan, sekitar waktu yang sama saat dinosaurus punah.

"Lalu selama 30 juta tahun, ini waktu bagi penguin-penguin raksasa," tutur Scofield.

Spesies penguin terbesar saat ini adalah penguin emperor yang tumbuh hingga setinggi 1,2 meter.

"Kami pikir saat itu binatang-binatang berevolusi sangat cepat. Suhu air sekitar Selandia Baru ideal saat itu, sekitar 25 derajat Celsius dibandingkan 8 derajat Celsius saat ini," ujar dia.

Selama masa penguin raksasa, Selandia Baru masih bergabung dengan Benua Australia yang diduga terhubung dengan Antartika. Spesies baru, Crossvallia Waiparensis, mirip dengan penguin raksasa prasejarah lainnya, Crossvallia Unienwillia yang ditemukan di satu lokasi di Antartika.

Menurut para peneliti, penguin crossvallia memiliki kaki yang berperan lebih besar untuk berenang dibandingkan dengan penguin yang ada sekarang.

"Perairan di sekitar Selandia Baru diperkirakan memiliki kura-kura raksasa, terumbu karang, dan berbagai macam hiu berbentuk aneh," kata Scofield.

Namun menurut peneliti yang menyusun laporan tersebut, Gerald Mayr menerangkan, belum jelas mengapa penguin-penguin raksasa itu punah dari perairan di bumi bagian selatan. Namun, teori yang banyak diyakini adalah karena meningkatnya persaingan dengan mamalia laut.

"Saat itu penguin raksasa berevolusi, reptil laut besar baru saja punah," ungkap Gerald Mayr, peneliti lain dalam laporan itu.

Dia menambahkan bahwa di Antartika dan Selandia Baru tak ada pesaing hewan laut besar hingga datangnya paus dan anjing laut pinniped beberapa juta tahun setelahnya.

"Kepunahan penguin raksasa juga diduga terkait bertambahnya persaingan, tapi alasan pasti punahnya penguin itu masih dibahas para peneliti," papar Mayr.

Tulang kaki spesies lain juga ditemukan di satu lokasi di Canterbury Utara tahun lalu dan sejak saat itu telah dianalisis oleh tim internasional.

"Lokasi ini sangat unik. Ini dasar sungai yang memotong ke tebing," ujar dia. Tempat itu memiliki banyak fosil yang ditemukan sejak 1980-an dan banyak penemuan lain, seperti yang terbaru oleh para palaeontologis amatir.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: