Maxar Technologies membagikan sejumlah gambar dari satelitnya yang memperlihatkan puluhan kendaraan militer China ditempatkan di Pusat Olahraga Teluk Shenzhen. Lokasi tersebut tepat berbatasan dengan Hong Kong. Foto-foto itu diambil oleh Maxar Worldview-1 pada hari Senin dan diperoleh oleh Associated Press, Rabu (14/8/2019).
Gambar-gambar satelit itu muncul hanya beberapa hari setelah media pemerintah China, Global Times dan People's Daily mem-posting video klip yang memperlihatkan beberapa kendaraan lapis baja pengangkut personel dan sejumlah tank bergerak menuju Shenzhen, yang oleh para ahli digambarkan sebagai latihan militer biasa.
Namun, momen latihan militer memicu kekhawatiran karena dilakukan beberapa saat setelah pemerintah China menyebut protes kekerasan yang sedang berlangsung di Hong Kong sebagai mulai menunjukkan aksi terorisme.
Adam Ni, seorang peneliti kebijakan luar negeri dan keamanan China, baru-baru juga berbagi rekaman pergerakan kendaraan militer di sekitar Shenzhen.
"China meningkatkan pensinyalannya, dan pesan yang ingin disampaikannya cukup jelas; jika protes meningkat lebih lanjut, angkatan bersenjata China akan melakukan intervensi," tulis Ni.
Demonstrasi di Hong Kong pada awalnya dimulai pada bulan Juni setelah Rancangan Undang-Undang (RUU) "Fugitive Offenders and Mutual Legal Assistance in Criminal Matters Legislation" diperkenalkan oleh pemerintah Hong Kong pada bulan Februari. RUU itu dijadwalkan untuk disetujui parlemen pada 12 Juni.
Jika RUU ekstradisi itu disahkan, akan memungkinkan ekstradisi tersangka kriminal di Hong Kong diekstradisi ke China untuk diadili dan dihukum di sana. Setelah menuai protes yang meluas, RUU itu ditangguhkan. Namun, protes besar-besaran terus berlanjut di kota semi-otonom tersebut.
Awal pekan ini, bentrokan pecah antara demonstran anti-pemerintah dan polisi di Bandara Internasional Hong Kong. Insiden itu telah melumpuhkan pusat perjalanan tersibuk kedelapan di dunia. Banyak orang terluka di kedua pihak. Beijing merespons dengan mengecam demonstran berperilaku seperti teroris.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: