Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lulusan SMK, Pria Ini Jadi CEO Perusahaan Internasional Usai Dapat Tantangan

Lulusan SMK, Pria Ini Jadi CEO Perusahaan Internasional Usai Dapat Tantangan Alfan Wahyu Ilham Rabbani, CEO berusia 21 tahun. | Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Banyak anak bangsa yang lahir untuk membuat Ibu Pertiwi menjadi bangga. Salah satunya adalah Alfan Wahyu Ilham Rabbani, pria lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Yogyakarta ini berhasil menjadi CEO muda dan memimpin perusahaan internasional.

Keberanian yang ia miliki usai mendapatkan tantangan mampu membawanya menjadi seorang CEO saat ia berusia 21 tahun.

Alfan, begitu ia biasa disapa memulai kariernya sebagai seorang customer service. Memasuki tahun 2016, Alfan mendapat tawaran untuk memegang sebuah perusahaan yang menjual cover kendaraan, yakni Cover Super. Namun, perusahaan ini terlilit utan sebesar Rp3 miliar.

Baca Juga: Cerita Mulia Perjalanan Karier CEO GoPay

"Ketika sudah ditantang saya malah jadi semangat untuk melakukannya," kata Alfan.

Dengan penuh tekad, Alfan menyanggupinya. Lambat laun, ia pun mampu membuktikan keberhasilannya dalam membuat sejumlah terobosan.

Salah satunya adalah membuat cover untuk kereta lokomotif yang diklaim sebagai cover terpanjang dan diakui Museum Rekor Dunia Indonesia atau MURI. Cover Super juga mampu membuat cover kapal, dan Alfan pun bercita-cita membuat cover untuk pesawat boeing 737. Omzet Cover Super pun melonjak, dan terbebas dari utang.

Baca Juga: 14 CEO Top Lulusan Harvard, Ada Putra Asli Indonesia

Setelah menjadi CEO perusahaan nasional sekelas Cover Super, pria kelahiran 1997 ini digaet perusahaan internasional, Cyronium.

Cyronium merupakan perusahaan yang bergerak di bidang investasi dengan memadukan teknologi blockchain dan precious metal (logam mulia), agar masyakarat bisa memiliki jaminan fisik ketika berinvestasi di cryptocurrency.

Alfan bersama Cyronium bercita-cita mengangkat 400 UMKM bisa keluar ke zona Usaha Kecil Menengah (UKM). Dia berpendapat jika setiap UMKM dari 400 UMKM tersebut mempunyai 10 karyawan saja, maka akan ada 4.000 tenaga kerja baru yang terserap.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: