Kementerian PPN/Bappenas dalam rilisnya menyimpulkan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai salah satu instansi yang efektif memanfaatkan anggaran belanja untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
Menanggapi itu, pengamat kebijakan publik, Prof Tjipta Lesmana mengungkapkan, data Kementerian PPN/Bappenas itu memang tepat dan dapat dibeberkan dengan banyak capaian. Menurutnya, hal itu menunjukkan Mentan Amran Sulaiman adalah sosok pekerja keras yang serius mengembalikan kejayaan pertanian Indonesia.
Hal lain yang disoroti Tjipta, Amran Sulaiman harus diakui punya banyak ide terobosan guna meningkatkan kemajuan pertanian untuk kepentingan bangsa.
Baca Juga: Pengamat: Lonjakan Ekspor Pertanian Itu Kado untuk 74 Tahun Indonesia
"Memang selama hampir lima tahun terakhir ini, sudah banyak hasil dicapai Kementan di bawah pimpinan Menteri Amran yang menyumbangkan kontribusi positif pada ekonomi Indonesia," ujar Tjipta, Selasa (20/8/2019).
Terkait efektivitas belanja Kementan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, Tjipta menjelaskan, terlihat dari melesatnya volume ekspor produk pertanian.
"Data BPS 2013, volume ekspor produk pertanian kita hanya 33,5 juta ton. Terus pada 2018 volume ekspor produk pertanian meningkat menjadi 42,5 juta ton," ucap Tjipta.
Sebelumya, Kementerian PPN/Bappenas melalui Direktur Keuangan Negara dan Analisa Moneter Boediastoeti Ontowirjo membuka hasil riset yang menyatakan program belanja alat mesin pertanian (alsintan) Kementan memiliki dampak positif untuk perekonomian daerah.
Dari riset tersebut, setiap peningkatan 1% belanja alsintan mampu mendorong 0,33% peningkatan subsektor pertanian, peternakan, perburuan, dan jasa pertanian di daerah.
Riset mengenai efektivitas belanja kementerian dan lembaga pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi dilaksanakan Kementerian PPN/Bappenas selama kurun waktu 2016 hingga 2017.
Baca Juga: Kementan Desak Kepala Daerah Alokasikan APBD untuk Cadangan Pangan
Tjipta menyampaikan, keberhasilan lain sektor pertanian, yaitu mampu menekan angka inflasi pangan relatif rendah, yakni jadi 1,26% pada 2017 dari yang sebelumnya 10,57% di 2014.
"Itu adalah inflasi terendah dalam sejarah Indonesia. Tidak pernah dicapai sebelumnya. Juga PDB pertanian berdasarkan data BPS melampaui target nasional. Dari target PDB 3,5%, pertanian mampu menembus 3,7%," ujar Tjipta.
Tjipta menuturkan, semua prestasi yang disabet Amran merupakan kerja nyata yang dilakukannya untuk pembangunan kualitas pertanian Indonesia yang lebih baik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: