Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

De Ligt Akui Tak Mudah Main di Italia, Kenapa?

De Ligt Akui Tak Mudah Main di Italia, Kenapa? Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Turin -

Bek Juventus Matthijs de Ligt mengungkapkan tidak ada yang mudah di Italia. Mantan kapten Ajax Amsterdam itu melakoni debut yang kurang mengesankan bersama La Vecchia Signora, namun dia bertekad untuk bekerja keras demi sukses di Negeri Pizza.

De Ligt membawa Ajax ke semi-final Liga Champions musim lalu dan membantu Belanda mencapai Final Liga Bangsa-Bangsa 2018/2019, meski saat itu baru berusia 19 tahun. 

Namun, pemain terbaik Eredivisie 2018/2019 itu mendapat kritik saat melakoni debut Serie A dalam kemenangan Juve 4-3 atas Napoli di Allianz Stadium, Sabtu (31/8/2019).

Baca Juga: De Ligt Belum Unjuk Taring saat Lawan Napoli, Martusciello Kecewa?

Pemain yang diboyong Juve dengan nilai transfer 75 juta euro (Rp1,1 triliun) pada bulan Juli, bermain bersama Leonardo Bonucci sebaai starter karena menggantikan Giorgio Chiellini yang mengalami cedera lutut.

"Ini mungkin tampak negatif, tetapi di Italia, dibandingkan dengan Belanda, kami berpikir lebih individual," katanya kepada De Telegraaf.

"Untuk setiap pemain, apa yang mereka butuhkan dan bagaimana mereka bisa menjadi lebih baik, telah teridentifikasi. Program yang disesuaikan akan dibuat untuk Anda," imbuh dia.

"Saya di negara baru dan saya tahu, tidak ada yang mudah. Trofi ini menjadi saksi generasi baru sepakbola Belanda," jelas de Ligt.

"(Ronald) Koeman, (Robin) Van Persie, (Arjen) Robben, dan (Louis) Van Gaal adalah generasi tua dan saya berharap memberi sepak bola apa yang mereka berikan. Saya akan bekerja keras untuk sukses di Italia," tuturnya.

"Saya bangga telah memenangkan penghargaan untuk penampilan saya saat berusia 19 tahun, meskipun sekarang saya berusia 20 tahun," imbuhnya. 

"Saya tahu orang-orang seperti Cruyff, Koeman, Van Basten dan Gullit, tetapi sayangnya saya tidak pernah melihat mereka bermain secara langsung. Tapi, saya merasa lebih spesial untuk menjadi pewaris Jan Vertonghen. Sebagai pemain No 4, dia adalah contoh saya di Ajax dan saya masih sering berbicara dengannya," pungkas de Ligt.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: