Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pendukung Indonesia Rusuh, Indonesia Terancam Sanksi Berat FIFA

Pendukung Indonesia Rusuh, Indonesia Terancam Sanksi Berat FIFA Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Surakarta -

Kericuhan pendukung timnas Garuda pada laga Indonesia kontra Malaysia berpotensi membuahkan sanksi berat dari FIFA untuk sepak bola Indonesia dan PSSI. Sekjen PSSI, Ratu Tisha mengonfirmasi hal tersebut.

Itu karena kejadian tersebut berada di pertandingan yang termasuk agenda internasional dan pasti dipantau otoritas sepak bola dunia tersebut. Menurut Ratu, laporan pertandingan sudah di atur dalam regulasi.

Jika Malaysia melaporkan kejadian itu, pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa. "Kita harus terima jika FIFA menjatuhkan sanksi kepada kita. Kalau salah yang kita terima saja. Fair play saja," katanya, Sabtu (7/9/2019).

Baca Juga: Ini Rahasia Sukses Timnas Malaysia Gulung Indonesia

Dari kacamata pendukung timnas, Yana Umar, seorang tokoh bobotoh Persib, mengatakan insiden kericuhan antara pendukung Timnas Indonesia dan Malaysia dipicu sikap salah satu pihak yang memanaskan suasana.

"Saya melihatnya, nggak akan ada asap kalau nggak ada api. Mungkin itu (kericuhan) terjadi ada sebabnya di mana suporter Malaysia telah menghina Indonesia. Itu awal terjadinya gesekan," kata Yana.

Dalam pertandingan sepak bola, menurut Yana, wajar jika terjadi gesekan antar pendukung asalkan jangan ada korban. "Di Eropa juga sama, selalu bentrok terjadi antara suporter England dan Jerman," ujar dia.

Baca Juga: Pemain Timnas Ini Sedih Lihat Suporter Indonesia

Sementara itu, Pemerintah Indonesia lewat Menpora Imam Nahrawi meminta maaf kepada Sukan Malaysia Syed Saddiq Syed Abdul Rahman yang hadir di tribun penonton Malaysia.

Imam menyayangkan insiden tersebut karena dalam pandangannya, sepak bola merupakan jembatan untuk menyatukan antarnegara antarmasyarakat di muka bumi ini, termasuk persahabatan yang begitu mendalam antara Indonesia dan Malaysia.

"Kami juga menyampaikan surat permohonan maaf secara tertulis, semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua. Karena nanti di bulan November, Indonesia akan bertandang ke Malaysia. Kami sepakat sebelum kita bertanding di Malaysia, Indonesia dengan Malaysia akan bertemu secara informal," kata Imam.

Baca Juga: Timnas Indonesia Selalu Kalah Saat Pakai 4-2-3-1, Haruskah Ubah Formasi?

Menteri Belia dan Sukan Malaysia, Syed Saddiq Syed Abdul Rahman memastikan, Indonesia dan Malaysia akan selalu bersama sehingga silaturahmi akan terus berlanjut. Dia juga mengatakan akan menyelesaikan masalah ini secara bersama-sama.

"Saat Indonesia akan bertanding di Malaysia pada bulan November nanti, kita pastikan menolak budaya kekerasan. Sepak bola bagian dari menyatukan kita semua, tetapi bukan memisahkan kita. Saya berharap apa yang terjadi saat pertandingan Indonesia melawan Malaysia tidak terulang lagi,” kata menteri muda itu.

Kendati demikian, Syed Saddiq tetap meluapkan kekesalannya. Di Instagram, ia mencurahkan isi hati dan memastikan akan membuat laporan resmi kepada FIFA dan bakal melakukan protes kepada Pemerintah Indonesia.

Baca Juga: Inilah 10 Pesepak Bola Termahal Transfer Musim Panas 2019/2020

Ia menceritakan bagaimana suasana saat menonton Kualifikasi Piala Dunia 2022 di Stadion Utama GBK. "Besi, botol, dan suar dilem parkan kepada kami beberapa kali. Terdapat juga beberapa pendukung Indonesia mencoba menyerbu tribun fans Malaysia sehingga pertandingan sempat dihentikan sementara," tulis Syed Saddiq.

Dia lantas mengatakan, dia telah diberitahu FAM (Federasi Sepak Bola Malaysia) akan membuat laporan resmi kepada FIFA. Dia sendiri membuat laporan resmi kepada Pemerintah Indonesia dan rekan sejawat nya (Menpora Imam Nahrawi).

"Kejadian ini sangat menyedihkan buat industri sepak bola yang sepatutnya menjadi alat pemersatu. Saya berjanji akan menuntut keadilan bagi rakyat Malaysia," kata Syed Saddiq.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: