Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau dengan menguat 17,26 poin atau 0.27% ke level 6.326,21 poin. IHSG bahkan sempat berada di posisi 6.333,89 poin pada perdagangan hari ini. Dimana, saham-saham sektor pertambangan +1.65% dan Infrastruktur +1.16% menjadi pemimpin penguatan. Investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih sebesar 84.06 Miliar rupiah meskipun pergerakan Rupiah +0.47% menguat optimis hampir setengah persen diawal pekan ini.
Head of Research Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi,mengatakan bahwa emiten pertambangan menguat signifikan diawal pekan mengiringi optimisme aktifitas ekspor yang lebih baik dari dalam negeri.
“Tiongkok melaporkan adanya kenaikan import minyak mentah sebesar 9.6% YoY dan Import Batubara naik 8.1% YoY dari Januari hingga Agustus 2019. Selain itu kajian pemerintah untuk meluaskan larangan export beberapa hasil tambang juga menjadi katalis,” katanya, di Jakarta, Senin (9/9/2019).
Baca Juga: IHSG Lagi Mahal, Asing Bergegas Ambil Untung!
Lebih lanjut Lanjar menuturkan bila saham anak usha PT Astra International Tbk (ASII) yakni, PT United Tractors Tbk (UNTR) yang melonjak 8% menjadi kontribusi terbesar kenaikan IHSG setelah bergerak cukup rendah sejak mengalami trend negatif hampir lebih dari 2 bulan terakhir.
“Secara fundamental UNTR memiliki PER yang cenderung rendah dimana saat ini berada dikisaran 7.75x berbanding rata-rata 5 tahun terakhir sebesar 10.21x. Secara konsensus target harga UNTR masih berada dikisaran Rp30,275 perlembar saham,” ujarnya.
Baca Juga: Dari BRI, BCA, Mandiri, ASII, hingga UNTR Jadi Bulan-Bulanan Investor, Cek Faktanya Biar Gak Keliru!
Ia pun menilai jika IHSG masih akan melanjutkan momentum positifnya. Sehingga kami proyeksikan IHSG akan bergerak kembali mencoba menguat dan menguji resistance dengan support resistance 6.300-6.350.
“Saham-saham yang masih menarik secara teknikal diantaranya; WTON, JPFA, MAIN, CPIN, HMSP, ANTM, WSKT, ADHI, MIKA dan MAPI,” sebutnya.
Diawal Pekan mayoritas bursa saham Asia ditutup menguat. Indeks Nikkie (+0.56%), TOPIX (+0.91%) dan Shanghai (+0.62%) menguat cukup optimis sedangkan HangSeng (-0.04%) terkonsolidasi dengan bergerak tipis. Investor terus menimbang serangkaian stimulus baru yang diharapkan oleh bank sentral dunia. Pada hari Jumat, People's Bank of China mengatakan akan memangkas jumlah uang tunai yang harus dimiliki bank sebagai cadangan ke level terendah sejak 2007, menyuntikkan likuiditas ke dalam ekonomi karena perang perdagangan dengan AS membebani pertumbuhan.
Adapun, bursa Eropa membuka perdagangan awal pekan dengan terkonsolidasi sedikit berubah dengan saham-saham produsen mobil menguat mengimbangi saham-saham pariwisata yang turun. Indeks Eurostoxx (+0.00%), FTSE (+0.00%) dan DAX (+0.10%) terkonsolidasi dekat level equilibrium. Obligasi kawasan euro jatuh karena investor meragukan hasil pada pertemuan kebijakan Bank Sentral Eropa Kamis nanti akan melahirkan stimulus moneter lebih lanjut. Pound stabil saat Boris Johnson berpegang teguh pada rencananya Brexit, meskipun ada pembelotan terbaru dari partai politiknya.
Perdana Menteri Boris Johnson mendorong dengan strategi Brexit garis keras bahkan setelah kabinet anggota senior berhenti. Sentimen selanjutnya investor akan memperhatikan Laporan pasar minyak bulanan OPEC, yang mencakup perkiraan permintaan dan perkiraan produksi, akan dirilis Rabu dan Pertemuan kebijakan ECB Kamis secara luas diharapkan untuk melihat penurunan suku bunga dan peninjauan semua opsi, termasuk stimulus lanjutan. Dari dalam negeri investor akan terfokus pada data penjualan ritel yang diperkirakan naik menjadi 2.3% dari -1.8% diperiode sebelumnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri