Kapal super kargo Golden Ray milik Korea Selatan (Korsel) yang mengangkut sekitar 4.000 mobil, terbalik di perairan St Simons, Georgia, Amerika Serikat (AS). Ribuan mobil itu sedianya akan dikirim ke Timur Tengah.
Pasukan Penjaga Pantai AS mengungkapkan, seorang nakhoda dan 23 anak buah kapal (ABK) berada di Golden Ray tersebut. Namun, mereka hanya bisa menyelamatkan 20 orang.
Situs Vessel Finder menyatakan kapal itu baru saja berangkat dari Pelabuhan Burnswick dan menuju Baltimore. Kapal kargo yang diproduksi pada 2017 itu berlayar dengan bendera Marshall Islands. Golden Ray memiliki kapasitas untuk mengangkut 6.933 kendaraan.
Baca Juga: Kebakaran Kapal di California: 33 Mayat Ditemukan, 1 Hilang
Kementerian Luar Negeri Korsel mengungkapkan, ABK yang berhasil diselamatkan adalah 6 warga Korsel, 13 warga Filipina, dan 1 pilot AS. Insiden kapal kargo yang terbalik itu terjadi pada Minggu (8/9/2019).
Kementerian Luar Negeri Korsel mengungkapkan, kapal mengalami kemiringan sekitar 80 derajat ke arah sisi pelabuhan sebelum akhirnya terbalik.
Tim penyelamat masih mencari empat ABK yang hilang dan diyakini berada di ruang mesin kapal.
"Empat ABK yang hilang berkewarganegaraan Korsel," demikian keterangan Kementerian Luar Negeri Korsel.
Upaya penyelamatan itu masih terhambat karena adanya kebakaran di kapal yang bisa membahayakan tim penyelamat.
Menurut Komandan Pasukan Penjaga Pantai Charleston, Kapten John Reed, empat ABK tidak bisa diselamatkan karena terjadi kebakaran di kapal sehingga tim penyelamat tidak memberikan pertolongan.
"Asap dan api menghalangi tim penyelamat. Situasinya sangat berisiko untuk masuk ke dalam kapal guna menyelamatkan empat ABK yang masih hilang," jelas Reed.
Para petugas sedang menunggu kapal kargo dalam kondisi stabil, sebelum upaya penyelamatan dilanjutkan. Namun, dia tidak yakin kalau kebakaran itu sudah padam.
"Kita belum menentukan apakah akan masuk ke dalam atau tidak karena kebakaran belum bisa diketahui statusnya," tuturnya.
Sementara seorang petinggi perusahaan mengungkapkan, kapal itu mengangkut mobil Hyundai Motor dan Kia Motors.
"Kita melakukan mengutamakan proses penyelamatan awak kabin kapal sebagai prioritas kita. Setelah itu, kita akan menyelidiki kerusakan pada kargonya," ujar pejabat yang enggan disebutkan namanya, dilansir Reuters. Sebagian besar mobil di dalam kapal kargo sepanjang 200 meter itu berstatus terendam.
Kapal kargo itu dimiliki Hyundai Glovis. CNN berusaha menghubungi Hyundai Glovis untuk meminta konfirmasi, tetapi belum ada balasan. Menurut Letnan Phillip VanderWeit dari Pasukan Penjaga Pantai AS, kapal itu meminta bantuan sekitar pukul 02.00 Minggu pagi.
"Kapal penolong tiba di lokasi terbaliknya kapal, sekitar dua jam setelah panggilan pertolongan," kata VanderWeit dilansir CNN.
Baca Juga: Kapal Terbakar di Pulau Santa Cruz, 25 Orang Tewas
Meskipun upaya penyelamatan terhenti, Pasukan Penjaga Pantai AS terus berada di sekitar lokasi terbaliknya kapal tersebut. Mereka berusaha menstabilkan kapal tersebut.
"Jika sudah stabil, tim akan melanjutkan upaya penyelamatan," kata VanderWeit.
Direktur International Seafarers' Center di Brunswick, Georgia, Vicki West, mengungkapkan bahwa pihaknya menawarkan bantuan untuk proses penyelamatan ABK kapal.
"Organisasinya memberikan makanan dan pakaian kepada 20 ABK yang umumnya berasal dari Filipina dan Korsel," kata West. Dia mengungkapkan, ABK yang selamat dalam kondisi baik.
Para pejabat masih menyelidiki mengenai penyebab kapal tersebut bisa terbalik. Dua penyidik Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) AS kemarin tiba di lokasi.
"NTSB akan menyelidiki insiden tersebut untuk mendukung penyelidikan yang dilakukan Pasukan Penjaga Pantai," ujar juru bicara NTSB Keith Holloway.
Pasukan Penjaga Pantai bersama dengan Dinas Sumber Daya Alam Georgia pun melakukan penilaian terhadap kerusakan lingkungan. Komandan Norm Witt dari Unit Keselamatan Maritim Pasukan Penjaga Pantai mengungkapkan, tim penyidik akan menentukan penyebab kecelakaan dan memitigasi polusi.
"Belum ada polusi yang disebabkan insiden tersebut," kata Witt.
Meskipun polusi belum terdeteksi, para pejabat dari Kesehatan Publik Pantai melarang warga di St Simons dan Jekyll Island untuk berenang. Mereka juga akan memeriksa air laut untuk menjamin keselamatan warga dan ekosistem.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: