Pemerintah terus mendorong perkembangan startup di Indonesia. Berbagai cara dilakukan salah satunya dengan menggelar Inovator Inovation Indonesia Exhibition (I3E) oleh Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Ristekdikti).
Pameran startup teknologi anak negeri 2019 itu rencananya akan digelar 4-6 Oktober 2019 di Jakarta Expo Center (JCC) Senayan. Ristekdikti selaku penyelenggara menargetkan kegiatan yang berlangsung selama tiga hari itu akan menghadirkan 24 pembicara, diikuti 396 exhibitor dari kalangan pelaku startup, melibatkan 16 ribu audience, dan 36 universitas se-Indonesia.
Baca Juga: Startup Ini Berani Ancam Bisnis Alibaba
Menteri Ristekdikti, Mohamad Nasir, dalam kesempatan press conference pengenalan kegiatan tersebut di Plaza Senayan, (10/9/2019) mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut adalah salah satu upaya pemerintah melalui Ristekdikti untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan startup di Indonesia.
Pameran tersebut menjadi salah satu sarana mempromosikan produk-produk inovasi teknologi hasil karya anak bangsa kepada masyarakat luas. Dengan demikian, inovasi dari para inovator benar-benar terasa manfaatnya bagi masyarakat dan menumbuhkan sektor industri, khususnya menjawab tantangan dan peluang di era revolusi industri 4.0.
Upaya itu juga untuk memperkenalkan serta menanamkan kecintaan teknologi dari perusahaan-perusahaan rintisan inovatif dan hasil Lemlitbang ke masyarakat dan dapat dimanfaatkan dalam dunia industri, dan dijadikan bahan komoditas yang layak dan laku di jual.
Baca Juga: Shinhans-CoHive Kerja Sama Percepatan Pertumbuhan Startup
Selain memamerkan hasil-hasil inovasi, I3E tahun ini juga akan dilakukan kegiatan lainnya, seperti seminar bisnis dan teknologi, speed dating, talkshow bisnis, bisnis coaching, dan kompetisi ide teknologi.
Sejumlah 500 investor juga diundang untuk menghadiri perhelatan ini, di mana diharapkan tentunya para investor tersebut dapat melakukan bisnis meeting dengan para startup.
Nasir menambahkan, Ristekdikti saat ini telah membina sebanyak 1.307 startup, terdiri dari 749 perusahaan pemula berbasis tekologi (PPBT) dan 559 calon perusahaan pemula berbasis teknologi (CPPBT).
Ristekdikti mengucurkan pendanaan mencapai Rp4,3 miliar untuk 13 startup dengan bisnis yang telah mature. Ketiga belas perusahaan tersebut saat ini telah menghasilkan omzet lebih dari Rp102 miliar.
Baca Juga: Cetak Startup Digital, Shinhan Investasi US$25 Juta
Tidak hanya itu, dari 1.307 startup tersebut, saat ini juga ada 79 perusahaan dengan omzet Rp100 juta hingga Rp500 juta, dan 17 perusahaan dengan omzet Rp500 juta hingga Rp1 miliar. Pemerintah sendiri berharap perusahaan tersebut terus berkembang menghasilkan omzet Rp1 miliar hingga Rp10 miliar.
“Dengan demikian, (startup) jadi pendukung ekonomi Indonesia,” jelas Nasir.
Diakui dari beberapa startup yang mendapat pendanaan dari Ristekdikti, ada beberapa startup yang gagal. Kegagalan itu paling banyak disebabkan oleh kurangnya pemasaran sebanyak 22%, pengelolaan yang tidak fokus 18%, dan manajemen yang tidak baik 15%. Ada juga yang pengelolanya menjadi pegawai negeri atau bekerja di perusahaan swasta.
“Mereka yang gagal akan dilakukan inkubasi di teknologi bisnis inkubasi center, tapi yang bekerja di perusahaan lain ya dikeluarkan,” ujar Nasir.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Lestari Ningsih