Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rifan mengatakan komunikasi politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama ini dinilai sangat lemah. Ia menyebut, penyebabnya adalah orang dilingkaran Jokowi berbeda pandangan dan berujung blunder.
Menurutnya, idealnya pihak yang mewakili Istana ke publik adalah seorang juru bicara presiden. "Jujur harus diakui, itulah salah satu kelemahan kepemimpinan Jokowi di periode pertama. Soal komunikasi yang belum terintegrasi. Antar menteri saling sindir, dan bahkan menteri dengan presiden beda pandangan (data)," ujarnya kepada wartawan, Rabu (11/9/2019).
Baca Juga: Gerindra Serukan Kepung DPR dan Istana
Baca Juga: Soal Ibu Kota Baru Amien Rais Curigai Jokowi, Lihat Reaksi Istana
Lanjutnya, ia menyebut di periode kedua Jokowi harus lebih jelas. Tegasnya, harus benar-benar memilih orang yang dekat dan memahami gesture dan bahasa politik Jokowi.
"Di periode kedua komunikasi harus lebih clear. Fungsi jubir presiden adalah menyampaikan berbagai komentar resmi atas nama presiden. Ia mewakili presiden di publik. Ini penting untuk menerjemahkan isi kepala sang presiden," tambahnya.
Selain itu, ia juga meminta Jokowi untuk memilih jubir yang berintegritas dan hati-hati dalam menyampaikan setiap informasi ke publik.
"Integritas di publik juga jadi syarat penting, karena dia mewakili presiden," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: