Kelompok koalisi masyarakat sipil mendesak Presiden Jokowi melakukan evaluasi bawahannya terkait kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di beberapa daerah saat ini.
Baca Juga: Soal Kabut Asap, Istana Bilang: Itu Datangnya dari Allah
Permintaan tersebut adalah salah satu dari 10 tuntutan yang diminta oleh dua belas LSM lewat surat terbuka yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo terkait kabut asap akibat karhutla di Pulau Kalimantan dan Sumatera.
"Kami sangat campur aduk kalau bicara soal perasaan. Tadi malam mendapat kabar dari media jatuh korban seorang bayi umur empat bulan," ungkap Dewan Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Khalisah Khalid, berbicara soal alasan membuat surat terbuka itu, dalam konferensi pers di Mampang, Jakarta Selatan, Senin.
Selain evaluasi kementerian, koalisi masyarakat sipil juga meminta pemerintah melakukan langkah tanggap darurat, membangun sistem respons cepat, memastikan hak warga negara terdampak asap serta membatalkan peninjauan kembali terkait keputusan Mahkamah Agung atas karhutla dan melaksanakan vonis pengadilan.
Selain itu, koalisi juga ingin pemerintah berhenti mengeluarkan pernyataan yang menyudutkan masyarakat adat dan mengesahkan UU yang memberikan perlindungan kepada mereka, melakukan peninjauan izin korporasi yang terbukti melakukan pembakaran serta segera melakukan pemulihan lingkungan hidup di area terdampak.
Selain Walhi, YLBHI, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Greenpeace Indonesia, Gerakan IBUKOTA, Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA), Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS), Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK), Rimbawan Muda Indonesia (RMI), HuMa dan Solidaritas Perempuan juga turut menandatangani surat tersebut.
Seperti yang diberitakan sebelumnya seorang bayi perempuan berusia empat bulan di Palembang, Sumatera Selatan meninggal dunia diduga disebabkan karena infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) akibat asap karhutla.
Bayi tersebut dirawat karena beberapa hari sebelumnya mengalami batuk-batuk dan sesak napas. Meski sempat menjalani pengobatan di RS Ar-Rasyid Palembang, bayi itu akhirnya menghembuskan napas terakhir pada Minggu (15/9).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: