Bank Sentral AS, The Fed, diprediksi akan kembali memangkas suku bunga acuan AS usai pertemuan yang dilakukan pekan ini. Jika terealisasi, pemangkasan tersebut menjadi yang kedua kalinya sejak krisis keuangan tahun 2008 silam. Ekspektasi tersebut membawa berkah tersendiri bagi aset-aset berisiko dari negara berkembang, termasuk rupiah yang akhirnya mampu menghempas dolar AS dari kejayaannya.
Kala pembukaan pasar spot Rabu (18/09/2019), rupiah terapresiasi 0,14% ke level Rp14.070 per dolar AS. Kendati terkikis, hingga pukul 10.22 WIB rupiah masih perkasa terhadap dolar AS dengan apresiasi sebesar 0,11% ke level Rp14.080.
Baca Juga: Ancaman Lagi, Mr. Trump Ancam Hal Ini ke China! Duh!
Asal tahu saja, dalam dua hari terakhir, rupiah bergerak mati-matian melawan dolar AS. Terlebih lagi pascapenyerangan kilang minyak di Timur Tengah yang membuat pasar keuangan Asia berdarah-darah.
Kendati begitu, keadaan sudah jauh membaik dan rupiah pun sudah naik kelas sebagai mata uang terbaik di dunia. Pasalnya, kini rupiah unggul signifikan terhadap dolar Australia (0,35%), poundsterling (0,19%), dan euro (0,15%).
Baca Juga: Iran Siaga Berperang Bikin Rupiah Dirundung Duka!
Keperkasaan mata uang Garuda juga diakui di kandang sendiri, yakni Asia. Meski masih berada di bawah dolar Taiwan (-0,09%), rupiah mampu melumpuhkan mata uang Asia lainnya secara berjamaah.
Rupiah tercatat unggul paling tinggi terhadap won (0,59%), ringgit (0,27%), dolar Singaputra (0,23%), dolar Hongkong (0,22%), yen (0,22%), baht (0,20%), dan yuan (0,15%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih