Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Antek Asing-Aseng, Jokowi: Itu Namanya Emosi Keagamaan

Soal Antek Asing-Aseng, Jokowi: Itu Namanya Emosi Keagamaan Kredit Foto: Antara/Arif Firmansyah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan masyarakat seharusnya mampu untuk mengelola perbedaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ia juta meminta masyarakat mampu menerima dan mengelola kehadiran orang asing yang ingin bekerja sama dengan Indonesia.

Ia mengaku tak ingin pemeirntah langsung dicap antek asing atau aseng saat ingin bekerja sama dengan negara lain. Bahkan, terkait itu, Jokowi mengutip pernyataan Muhammad Quraish Shihab tentang cinta keagamaan dan emosi keagamaan.

"Jangan belum-belum sudah antek asing, antek aseng, itu namanya emosi keagamaan, bukan cinta keagamaan. Akan saya pakai terus Pak Quraish," katanya saat memberikan sambutan dalam Pembukaan Forum Titik Temu 'Kerja Sama Multikultural untuk Persatuan dan Keadilan', di Jakarta, Rabu (18/9/2019).

Baca Juga: Demokrat: Cuma di Era Jokowi, Koruptor BIsa Bebas Bersyarat

Baca Juga: Jokowi Pulang, Riau Makin Sakit

Sambungnya, "Emosi keagamaannya dikurangi atau dihilangkan kemudian yang dikuatkan, yang ditingkatkan adalah cinta keagamaan. Saya setuju," ujarnya.

Selain itu, ia menyatakan lalu lintas manusia antardaerah dan antarnegara akan meningkat seiring dengan perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, mereka bergerak bisa untuk berwisata, bekerja, berbisnis atau melakukan kegiatan yang lain.

"Saya yakin masyarakat dan juga masyarakat dunia ke depan akan semakin majemuk, semakin majemuk dalam suku maupun etnis, semakin majemuk dalam adat dan budaya, dan semakin majemuk pula dalam agama," jelasnya.

Ia pun menyatakan bahwa kemajemukan adalah sebuah kebutuhan. Ia mengatakan masyarakat harus terbuka atas kehadiran orang asing yang berasal dari negara lain jika mau mengundang wisatawan hingga investor untuk mendongkrak ekonomi Indonesia.

"Semakin sebuah masyarakat bisa menerima kemajemukan maka akan semakin diminati, akan semakin dikunjungi, akan semakin didatangi. Dan akhirnya akan semakin mampu mendongkrak kesejahteraan didaerah atau negara itu," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: