Amerika Serikat (AS) mengatakan mereka sedang membangun koalisi untuk mencegah ancaman Iran pascaserangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi pada akhir pekan lalu.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan bahwa Trump menginginkan solusi damai untuk krisis tersebut. Hal itu diungkapkannya setelah melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) terkait serangan yang disalahkan kepada Iran oleh Washington dan Riyadh.
“Kami di sini untuk membangun koalisi yang bertujuan mencapai perdamaian dan resolusi damai. Itulah misi saya, itulah yang pasti diinginkan oleh Presiden Trump untuk saya capai dan saya berharap Republik Islam Iran melihatnya seperti itu," kata Pompeo kepada wartawan seperti dikutip dari Reuters, Jumat (20/9/2019).
Baca Juga: Takut Ancaman Perang Iran, Pompeo Akan Minta Ini ke Teheran
Dia tidak memberikan perincian tentang koalisi. Namun AS telah berusaha untuk menciptakan aliansi keamanan maritim global sejak serangan terhadap tanker minyak di perairan Teluk, di mana Washington juga menyalahkan Iran.
UEA, Arab Saudi, Inggris dan Bahrain mengatakan mereka akan berpartisipasi. Sementara Irak mengatakan tidak akan bergabung, dan sebagian besar negara-negara Eropa enggan mendaftar karena takut memicu ketegangan regional.
Pompeo menggambarkan usulan koalisinya sebagai "tindakan diplomasi" sementara menteri luar negeri Iran, Mohammed Javad Zarif, mengatakan kepada CNN pada hari Kamis bahwa Republik Islam "tidak akan berkedip" jika harus mempertahankan diri terhadap serangan militer AS atau Saudi, yang katanya akan mengarah ke perang habis-habisan.
Zarif mengejek Pompeo, mengatakan ia adalah bagian dari apa yang disebut "tim-B", bersama dengan putra mahkota Arab Saudi, yang mencoba menipu Trump untuk memilih perang.
Baca Juga: Iran Minta Saudi Beberkan Bukti Serangan Terhadap Kilang Minyak
Iran telah memperingatkan Presiden AS Donald Trump agar tidak diseret ke dalam perang di Timur Tengah dan mengatakan akan menghadapi tindakan ofensif dengan tanggapan yang menghancurkan.
Iran telah menyangkal keterlibatan dalam serangan 14 September lalu yang awalnya mengurangi separuh produksi minyak Saudi. Sebelumnya Pompeo menyebut serangan tersebut sebagai "tindakan perang" terhadap eksportir minyak terbesar dunia itu.
Kelompok Houthi yang didukung Iran, yang memerangi koalisi militer pimpinan Arab Saudi, mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap dua pabrik minyak Saudi, termasuk fasilitas pemrosesan terbesar di dunia. Namun para pejabat AS dan Arab Saudi menolak klaim tersebut, dengan mengatakan serangan itu tidak datang dari selatan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: