Asap dampak kebakaran hutan Indonesia telah mencapai hingga ke Cebu, Filipina, menurut Departemen Lingkungan dan Sumber Daya Alam (DENR) Filipina.
"Cebu saat ini mengalami kondisi cuaca yang tidak jelas yang disebabkan oleh kebakaran hutan di Indonesia dan ditingkatkan oleh habagat gantung (angin musim barat daya)," kata penasihat DENR yang diposting Rabu (18/9/2019).
Melansir Rappler, Jumat (20/9/2019) Biro Manajemen Lingkungan DENR (EMB) memantau PM2.5 (partikel halus) pada 56 mikrogram per meter kubik normal di udara sekitar Metro Cebu. Ini di atas tingkat aman 50 mikrogram per meter kubik normal.
Baca Juga: Fadli Zon: Kebakaran Hutan, Ya Gara-Gara Jokowi
Indonesia telah berjuang melawan kebakaran hutan buatan manusia selama berminggu-minggu di pulau Sumatra dan Kalimantan, yang berjarak lebih dari 2.500 kilometer dari Cebu.
Menurut EMB, PM2.5 adalah partikel debu yang berdiameter 2,5 mikrometer.
"Karena mereka sangat kecil dan ringan, PM2.5 cenderung tinggal lebih lama di udara daripada partikel yang lebih berat. Ini meningkatkan kemungkinan manusia dan hewan menghirup mereka ke dalam tubuh dan mungkin memotong hidung dan tenggorokan dan menembus jauh ke dalam paru-paru. Beberapa bahkan mungkin memasuki sistem peredaran darah," bunyi pernyataan EMB.
Mereka merekomendasikan agar warga meminimalkan aktivitas di luar ruangan. Ketika pergi ke luar, mereka merekomendasikan agar orang memakai masker.
Baca Juga: Gagal, Gerindra Sebut Kebakaran Hutan Bukti Kegagalan Pemerintah
EMB juga mendesak pengemudi untuk mengemudi lebih hati-hati di daerah dengan jarak pandang yang rendah dan menggunakan lampu depan.
Mereka yang menderita penyakit pernapasan harus menghindari daerah dataran rendah tempat asap dan partikel tersuspensi dapat mengendap.
Asap dari kebakaran Indonesia juga diamati di beberapa daerah di Mindanao, termasuk Bukidnon, pada awal 16 September lalu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Clara Aprilia Sukandar