Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Amankan Produksi, Kementan Buat Strategi Pengelolaan Hama

Amankan Produksi, Kementan Buat Strategi Pengelolaan Hama Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya mengamankan produksi tanaman dari serangan organisme penganggu tanaman (OPT) yang terintegrasi secara menyeluruh sejak hulu sampai dengan hilir. Salah satu strategi pengelolaan OPT yang terintegrasi, yakni penurunan populasi atau serangan awal atau pendatang OPT.

Kepala Bidang Program dan Evaluasi Balai Permalan OPT, Kementan, Mustaghfirin menjelaskan, informasi serangan OPT pada akhir musim tanam dapat dijadikan bahan untuk memperkirakan kejadian serangan OPT pada musim berjalan berikutnya.

"Kejadian serangan OPT yang terjadi juga dipengaruhi oleh keberhasilan pengamatan peramalan dan pengendalian OPT pada musim tanam berjalan," ujarnya di Karawang, Senin (23/9/2019).

Lalu, apa saja yang dapat kita lakukan? Cahyadi, Pengendali OPT Balai Besar Peramalan OPT, mengatakan, pengolahan tanah merupakan faktor kunci keberhasilan dalam penanganan OPT terutama untuk patogen tular tanah dan OPT yang sebagai fase pertumbuhannya atau bertahan dalam tanah.

Dengan melalukan pengolahan tanah, maka inokulum sumber penyakit akan aktif dan kontak dengan sinar ultra-violet sehingga akan terjadi kerusakan jaringan dan mati.

Baca Juga: Buka Lahan Tanpa Dibakar, Petani Riau Kembangkan Hortikultura

"Pengolahan tanah awal yang mengaktifkan inokulum mengakibatkan tidak terjadinya kontak dengan tanaman inang dan akan mati," jelasnya.

Lanjut Cahyadi, untuk OPT yang stadium bertahannya di dalam tanah atau sisa bahan organik seperti telur, larva, pupa, konidia, dan spora akan mengalami kerusakan jaringan dan mengakibatkan kematian. OPT yang bertahan di dalam tanah atau bahan organik ini akan musnah setelah dilakukan pengolahan tanah karena terpapar sinar ultra-violet.

"Setelah pengolahan tanah, hal lain yang harus diperhatikan adalah pemilihan benih," bebernya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: