Merespons pidato pemimpin Turki tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Erdogan berbohong.
"Seseorang yang tidak berhenti berbohong, yang membantai suku Kurdi, yang menyangkal pembantaian orang-orang Armenia, seharusnya tidak berkhotbah untuk Israel," katanya. "Berhenti berbohong Erdogan," katanya lagi, seperti dikutip dari Times of Israel, Kamis (26/9/2019).
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menuduh Erdogan bersikap anti-Semitisme karena menggunakan perbandingan Holocaust.
Baca Juga: Tudingan Rouhani Terhadap Israel Sokong ISIS dengan Senjata karena Ini
"Anda seharusnya malu, Erdogan. Tidak ada cara lain untuk menafsirkan kata-kata Erdogan yang kasar dan keji. Itu anti-Semitisme, jelas. Ini adalah bukti bahwa tanggung jawab #HolocaustRemembrance lebih relevan sekarang daripada sebelumnya," imbuh Katz di Twitter.
Erdogan adalah pembela gigih perjuangan Palestina dan kritikus sengit terhadap Israel. Dia dan Netanyahu sering bertukar hinaan.
Pada bulan April, Erdogan menyebut pemimpin Israel sebagai "tiran" setelah Netanyahu menyebutnya "diktator" dan "lelucon."
Sebulan kemudian, Erdogan mengecam keras Israel atas pemboman sebuah gedung yang menampung kantor berita negara Turki, Anadolu, di Gaza. Pemboman itu terjadi di tengah pertempuran sengit, ketika para militan Gaza menembakkan lebih dari 250 roket ke Israel dan rezim Zionis menanggapi dengan serangan udara di Jalur Gaza.
Kedua negara secara resmi mengakhiri keretakan diplomatik selama enam tahun pada 2016 yang dimulai ketika 10 aktivis Turki terbunuh dalam konfrontasi dengan pasukan komando Angkatan Laut Israel di atas kapal Mavi Marmara. Para aktivis kala itu ingin menghancurkan blokade laut Israel di Jalur Gaza. Rezim Zionis kala itu berdalih bahwa tentaranya diserang dengan kejam oleh mereka yang ada di kapal Mavi Marmara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: