Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ngeri Banget! Cepat atau Lambat Negara Kepulauan Seperti Indonesia Bakal Tenggelam Karena . . . .

Ngeri Banget! Cepat atau Lambat Negara Kepulauan Seperti Indonesia Bakal Tenggelam Karena . . . . Kredit Foto: Unsplash/petradr
Warta Ekonomi, Surakarta -

Menurut laporan global dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), mencairnya lapisan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan akan menambah volume air di permukaan laut. Peningkatan itu berjumlah lebih dari semester menjelang 2100, lima kali lebih cepat dari perkiraan para ilmuan di panel itu.

Parahnya, hal itu pun membuat kehidupan di lautan berkurang, mengeringnya sungai, hingga meningkatnya jumlah badai serta angin rebut di wilayah pantai.

“Sejumlah negara kepulauan (juga) diperkirakan akan tenggelam dan tak bisa dihuni lagi,” begitulah bunyi laporan itu, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Senin (30/9/2019).

Baca Juga: Antisipasi Dampak Perubahan Iklim, Kementan Bantu Sumur Suntik dan Lubang Biopori

Secara keseluruhan, laporan itu membahas dampak perubahan iklim karena manusia, berdampak kepada gletset, padang tundra, dan lautan.

Wakil Ketua IPCC, Ko Barret, “lautan berfungsi bak spons, menyerap gas karbondioksida dan panas untuk mengatur suhu bumi. Namun, lautan tak akan bisa terus melakukan itu.”

Jutaan orang pada pekan lalu mengadakan aksi mogok untuk memprotes pemanasan global, menuntut pengambilan tindakan secepatnya. Konferensi PBB soal iklim di New York pun dinilai sebagai omong kosong oleh banyak orang.

“Secara keseluruhan, perubahan-perubahan tersebut menunjukkan, lautan dan kawasan es telah menyerap panas karena perubahan iklim selama puluhan tahun,” tambah Barret.

Salah satu penulis laporan IPCC, Pakar Iklam Hans-Otto Porter, bahkan sejumlah kerusakan lingkungan tak mungkin lagi diperbaiki.

Di sisi lain, Pakar Iklim Prancis, Valerie Masson Delmotte menilai masih ada jalan jika semua orang mengambil langkah perbaikan guna mempertahankan kenaikan suhu agar tak melebihi dua derajat Celsius.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: