Sambungnya, ia mengatakan setiap harinya, kurang lebih sekitar 100 cup minuman diborong oleh pelanggan dan pada akhir pekan penjualan bisa mencapai dua kali lipat.
Menurutnya, dalam satu hari ia meraup pendapatan sekitar Rp2 juta, Stephen mengaku bisa memperoleh laba hingga Rp 30 juta dalam sebulan.
"Kebun coklatnya itu gak besar. Karena coklatnya kita tanam sendiri, maka kita bisa menjamin kualitasnya," ucapnya.
Selain itu, ia mengaku tidak main-main soal kualitas. Untuk menjaga standarisasi rasa dan penyajian, ia mengaku rutin mendatangi dan mengontrol outlet-outlet "Caper".
Berkat konsistensinya menjaga kualitas dan harga jual yang terjangkau berbagai kalangan, ia mengatakan dalam waktu dua tahun lebih, "Caper" telah memiliki sebanyak 20 outlet yang tersebar di berbagai dearah.
"Kalau aku pribadi targetin sebanyak 100 outlet. Kalau sudah 100, aku mau stop. Istirahat dulu sebentar," katanya.
Banyak pihak yang mulai tertarik manjadi mitra "Caper". Stepen sendiri memang membuka peluang kemitraan dengan budget minimal Rp25jt. Ia juga siap memfasilitasi kebutuhan pihak yang ingin bermitra seperti survei hingga pelatihan.
"Semua itu aku langsung yang turun. Aku yang nanganin. Jadi aku yang traningin pegawai, sampai survei tempat. Tapi untuk tempat itu hanya saran. Kalau emang yang mau join (mitra) sudah punya tempat, atau ingin ditempat tertentu, ya udah kita buka outlet sesuai keinginan dia," ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: