Politikus PDIP, Kapitra Ampera meminta publik untuk tidak membesar-besarkan apa yang dilontarkan Anggota DPR Arteria Dahlan kepada ekonom senior, Prof Emil Salim di acara Mata Najwa.
Menurut dia, apa yang dikatakan Arteria tidak ada yang salah. Hanya saja, Arteria kurang tepat dalam menyampaikan pendapatnya.
"Kalau menurut kami, sebenarnya tidak ada yang salah yang disampaikan Arteria, tapi kurang pas penyampaiannya. Itu biasa dilakukan anak muda, engga perlu dibesar-besarkan," katanya kepada wartawan, Jumat (11/10/2019).
Baca Juga: Disebut 'Gila Hormat', Arteria Dahlan Ternyata Punya Utang Super Banyak
Baca Juga: KPK Jawab: Arteria Bohong, Tapi Berani Bentak-Bentak Orang Tua!
Lanjutnya, ia pun meminta publik untuk lebih melihat substansi yang disampaikan ketimbang cara penyampaiannya. Meskipun penyampaian Arteria dianggap salah, namun ia meminta agar masalah itu tidak terlalu dibesar-besarkan.
"Engga usah dibesar-besarkan, lihat substansinya. Jangan lihat cara penyampaian," ucapnya.
Sebelumnya, Arteria Dahlan mendapat sorotan usai sikapnya di acara Mata Najwa yang dinilai tak sopan.
Pada mulanya, Arteria bicara soal operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK yang dinilainya dipandang publik berlebihan. Padahal, menurut dia, banyak janji KPK yang tidak tercapai.
Pernyataan Arteria itu kemudian dibalas Emil dengan menyinggung soal ketua partai yang terjerat kasus di KPK. "Apa semua ketua partai masuk penjara, apa itu tidak bukti keberhasilan KPK?" ujar Emil.
Tetapi menurut Arteria, penangkapan ketua partai itu sebagian kecil dari kerja KPK. Arteria menyoroti sejumlah hal mulai dari monitoring hingga pencegahan. Arteria bahkan 'menguliahi' profesor di almamaternya sendiri.
"Prof, gini loh, Prof dengan segala hormat saya sama profesor, profesor bacalah tugas fungsi kewenangan KPK, tidak hanya melakukan penindakan tapi bagaimana pencegahan," ucap Arteria.
"Bagaimana penindakannya, bagaimana juga supervisi, monitoring ini dan koordinasi ini tidak dikerjakan Prof, tolong jangan dibantah dulu Prof," ujar dia melanjutkan.
Arteria pun bicara soal alasan pembentukan dewan pengawas hingga sejumlah kasus korupsi yang menurut dia tak diangkat KPK, misalnya dana bencana, kasus KONI hingga kasus pasar Sawit. Emil Salim lantas mengatakan, ada kewajiban dalam UU KPK untuk menyampaikan laporan. Namun Arteria menepis hal tersebut.
"Mana Prof, saya di DPR, Prof. Tidak boleh begitu Prof, saya yang di DPR saya yang tahu, mana Prof? Sesat, ini namanya sesat," kata Arteria memotong pernyataan Emil dengan menunjuk-nunjuk Emil dengan posisi setengah berdiri.
Arteria dengan Emil Salim juga terus berdebat di segmen lain, misalnya soal demokrasi, pemilihan dan korupsi. Arteria pun menyinggung proses Emil menjadi Menteri Pertanian di era Soeharto, kali ini dengan suara keras. "Anda bisa jadi menteri karena proses politik di DPR, Pak jangan salah," ujar Arteri.
Bahkan, dalam beberapa perdebatan, Arteria masih terus menunjuk - nunjuk Emil, meskipun Emil sempat mengingatkan sikapnya. "Kasih contoh pak ke generasi muda kita, bernegara dengan baik, beradab dengan baik dan beretika dengan baik," kata Emil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil