Israel Kutuk Invasi Turki atas Kurdi Suriah dan Khawatir Pembersihan Etnis
Invasi Turki terhadap Kurdi di Suriah dimulai sejak Rabu lalu. Serangan besar-besaran dilakukan via darat dan pengeboman udara.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengumumkan dimulainya operasi militer di Suriah timur laut yang diberi nama sandi "Operation Peace Fountain". Pengumuman via Twitter itu muncul sesaat setelah setelah serangan jet tempur dan artileri menargetkan posisi Kurdi di sepanjang perbatasan yang memaksa ribuan warga sipil meninggalkan rumah mereka.
Pada tahun 2014, Netanyahu menyatakan dukungan untuk kommunitas Kurdistan. Dia memuji komitmen politik dan moderasi politik Kurdi.
"Mereka layak (memperoleh) kemerdekaan politik mereka sendiri," katanya saat itu.
Baca Juga: Suriah Enggan Duduk Bersama Kurdi, Ini Alasannya
Tetapi Netanyahu enggan mengkritik keputusan Washington untuk menarik pasukannya dari Suriah utara, yang beberapa analis memperingatkan langkah itu akan membuat kekosongan untuk diisi oleh kekuatan yang tidak berbagi dengan kepentingan Israel.
Dalam apa yang menjadi referensi untuk kekhawatiran itu, Netanyahu menyatakan pada hari Kamis bahwa Israel akan terus mempertahankan diri terhadap ancaman regional.
"Seperti pada tahun 1973, hari ini kami juga sangat menghargai dukungan penting AS. Pada saat yang sama, kami selalu mengingat dan menerapkan aturan dasar yang membimbing kami; Israel akan melindungi dirinya sendiri terhadap segala ancaman," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: