Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Suriah Enggan Duduk Bersama Kurdi, Ini Alasannya

Suriah Enggan Duduk Bersama Kurdi, Ini Alasannya Sebuah helikopter terbang di atas perbatasan Turki-Suriah saat patroli gabungan Amerika Serikat-Truki, seperti yang terlihat dari dekat kota Akcakale, Turki, Minggu (8/9/2019). | Kredit Foto: Reuters/Murad Sezer
Warta Ekonomi, Damaskus -

Wakil Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Maqdad menyerang pasukan pimpinan Kurdi yang didukung Amerika Serikat (AS). Ia mengatakan Kurdi telah mengkhianati negara mereka dan menuduh telah melakukan agenda separatis yang memberi Turki dalih untuk melanggar kedaulatan negaranya.

"Kelompok-kelompok bersenjata ini telah mengkhianati negara mereka dan melakukan kejahatan terhadapnya," jelas Maqdad saat ditanya tentang apakah Damaskus harus melanjutkan dialog dengan pasukan pimpinan Kurdi yang menghadapi serangan Turki untuk mengusir mereka dari timur laut Suriah.

"Kami tidak akan menerima dialog atau pembicaraan dengan mereka yang menjadi sandera pasukan asing. Tidak akan ada pijakan bagi agen Washington di wilayah Suriah," kata Maqdad kepada wartawan di kantornya di Damaskus seperti dikutip dari Reuters, Jumat (11/10/2019).

Baca Juga: Invasi Turki ke Suriah Punya Konsekuensi, AS Memperingati

Seorang pejabat Kurdi Suriah mengatakan awal pekan ini bahwa pihak berwenang yang dipimpin Kurdi di Suriah utara dapat membuka pembicaraan dengan Damaskus dan Rusia untuk mengisi kekosongan keamanan jika terjadi penarikan penuh pasukan AS dari daerah perbatasan Turki.

Seorang komandan tinggi juga dikutip mengatakan satu pilihan bagi Kurdi adalah menyerahkan kembali wilayah kepada pemerintah Suriah.

Milisi Kurdi YPG yang kuat dibantu oleh pemerintah Suriah untuk mengendalikan sebagian besar kota-kota yang didiami orang Kurdi pada awal konflik, ketika Damaskus mengalihkan perhatiannya untuk memadamkan protes populer terhadap pemerintahan Presiden Bashar al Assad yang kemudian berubah menjadi pemberontakan bersenjata.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: